Investasi properti banyak diminati karena dianggap lebih menguntungkan dari menabung biasa. Banyak orang menganggap investasi properti seperti emas, yang harga properti semakin lama semakin naik, sehingga nabung / investasi properti = lebih untung! Investasi properti bersifat “padat modal” (harus punya modal yang cukup besar).
Investasi properti diminati karena asetnya yang jelas (terlihat). Berbeda dengan saham yang masih banyak orang ragu karena tidak langsung terlihat wujudnya. Jenis investasi properti beragam dan sedikit berbeda-beda tiap jenis propertinya. Pelajari dulu hal-hal berikut:
Daftar Isi:
- Keuntungan Investasi Properti
- Kerugian Investasi Properti
- Investasi Tanah
- Investasi Rumah + Tentukan Biaya Sewa Rumah
- Investasi Apartemen
- Investasi Equity Crowd Funding (ECF)
- Investasi Kost
- Investasi Properti Penginapan (Guesthouse / Homestay / Villa)
- Investasi Properti Bisnis Lain
- Tips Investasi Properti
Keuntungan Investasi Properti
Meskipun modalnya cukup banyak, tapi keuntungan dari investasi properti juga cukup menggiurkan. Selain keuntungan materi, investasi properti juga punya kelebihan dan kemudahan, yaitu:
1. Harga “Biasanya” Naik Terus
Properti jelas akan selalu dibutuhkan, sehingga harganya cenderung meningkat. Selain itu, di masa depan, ketersediaan tanah akan semakin sedikit, sehingga harga tanah / properti yang tersedia juga semakin mahal. Maka dari itu, investasi properti cocok sebagai investasi jangka panjang.
Properti juga tidak beresiko seperti saham yang harganya dapat naik turun. Sehingga, bahkan tanpa pengetahuan investasi yang tinggi, Anda dapat lebih aman investasi saham. Tinggal mengumpulkan modal, lalu membeli properti, lalu dijual lagi di masa depan. Meskipun begitu, perlu pahami lokasi dan keadaan ekonomi kota, negara, dan global sebelum beli properti.
2. Bisa Jadi Jaminan
Properti bisa jadi jaminan (agunan) jika Anda perlu ajukan pinjaman dana yang cukup besar. Anda tidak perlu jual properti Anda untuk dapat dana. Dana pinjaman ini dapat dipakai untuk kebutuhan sehari-hari (konsumtif), bisa juga sebagai modal untuk investasi properti lain, sehingga aset Anda makin bertambah.
3. Dapat Disimpan Lama / Jangka Panjang
Properti adalah investasi jangka panjang. Terutama tanah, yang bahkan dapat diwariskan jauh setelah pemilik awalnya meninggal. Rumah / bangunan properti lain juga cenderung kuat dan bertahan lama untuk disimpan / diwariskan. Tapi, properti perlu dirawat / direnovasi agar tetap terjaga kualitasnya sehingga harganya tidak anjlok saat nanti dijual.
4. Sumber Pemasukan Pasif (Passive Income)
Selain dijual langsung nanti, properti malah banyak yang diinvestasikan dengan cara disewakan. Hasil sewa ini dapat jadi pemasukan pasif (passive income) Anda; Anda tidak perlu mengeluarkan modal lagi untuk mendapatkan pendapatan tambahan dari properti Anda.
5. Modal Pakai Bank
Meskipun butuh modal banyak, tapi modal investasi properti bisa didapatkan tanpa harus siap 100%. Anda bisa ajukan pinjaman bank (KPR) untuk membeli rumah / properti baru untuk disimpan sebagai investasi. Bahkan, cicilan KPR ini bisa Anda bayar dengan uang sewa properti Anda (jadi setelah dibeli langsung disewakan).
Baca juga: Beda KPR konvesional vs syariah
6. Kepemilikan Penuh
Berbeda dengan saham / produk investasi non fisik, kepemilikan properti terasa lebih penuh. Artinya, Anda dapat melakukan apa pun ke properti Anda. Misal ingin mengubah bentuk fisik, memecah jadi unit-unit kecil untuk dijual sendiri-sendiri, menggadaikan, menjaminkan, dan lainnya. Untuk saham, Anda hanya dapat menjual dan membeli. Jika investasi emas, Anda dapat beli dan punya fisiknya, tapi tidak dapat Anda ubah / apa-apakan, hanya disimpan untuk dipakai / dijual lagi.
Kerugian Investasi Properti
Meskipun banyak untung / kemudahannya, investasi properti juga punya kekurangan / beresiko. Pertimbangkan hal-hal berikut sebelum memutuskan investasi properti:
1. Tidak Selalu Untung!
Meskipun harga properti dikenal selalu naik, tapi ada juga kasus di mana harga properti malah turun. Misalnya, jika kota yang tempat properti Anda berada mengalami resesi / “bangkrut” (seperti kota Detroit di Amerika Serikat tahun 2000an). Selain itu, di kota yang tidak mengalami resesi / kesulitan ekonomi pun, harga properti juga tidak selalu naik dengan persentase yang sama tiap tahun. Banyak kenaikan harga properti cenderung kecil, atau bahkan semakin kecil tiap tahun.
2. Tidak Likuid
Properti tidak likuid, artinya tidak mudah dicairkan jadi dana. Berbeda dengan emas / saham, properti butuh proses untuk dijual untuk dapat dana / uang cash. Banyak syarat administratif yang harus dipenuhi. Selain itu, tidak mudah menjual properti karena tergantung apakah ada yang mau beli atau tidak.
Alternatifnya, Anda bisa jadikan properti sebagai jaminan untuk pinjam uang. Tapi, proses ini pun juga masih lebih lama dibanding jual emas / saham yang lebih cepat. Jika properti disewakan, Anda memang dapat dana secara rutin, tapi jumlahnya jelas tidak sebesar jika jual properti.
Baca juga: Investasi emas sebagai aset likuid
3. Harga Mahal / Padat Modal (High Capital Investment)
Harga properti cukup mahal. Anda juga harus beli properti secara utuh (kecuali jika ikut skema crowd funding atau saham properti). Meskipun bisa ajukan KPR, tapi jika Anda sudah punya hutang / cicilan lain, maka akan susah untuk ajukan KPR untuk investasi properti.
4. Ada Biaya Operasional / Perawatan
Tidak seperti emas / saham yang tinggal beli-jual, properti adalah aset nyata yang perlu dirawat. Kondisinya dapat rusak dan usang, sehingga butuh direnovasi agar kualitasnya tetap terjaga sehingga harga tidak turun. Properti juga perlu pengawasan agar tidak dibobol maling, kondisi air / listrik tetap aman, tidak dihuni hewan (jika belum dihuni), dan lain-lain.
5. Biaya Lain
Selain biaya beli / cicil, Anda perlu urus biaya-biaya lain untuk kepemilikan properti. Biaya ini misalnya pajak bumi dan bangunan (PBB), biaya jaminan fidusia, asuransi, SKMHT dan APHT, biaya perubahan sertifikat, dan lain-lain.
Baca juga:
5. Rawan Rusak / Hilang
Properti Anda juga rawan hilang / hancur jika kena bencana alam. Jika menabung emas / saham / deposito, maka kekayaan Anda tersimpan di bank. Tapi, investasi properti = Anda simpan sendiri aset Anda. Sehingga, jika terjadi sesuatu, Anda sendiri yang bertanggung jawab.
Baca juga: Asuransi jiwa & kebakaran dalam KPR
Investasi Tanah
Investasi tanah sering dilakukan oleh masyarakat, terutama yang punya tanah warisan (di desa). Tanah dianggap lebih mudah diurus ketimbang bangunan, sementara harga / keuntungannya nanti tidak jauh berbeda dari properti lain.
Harga tanah biasanya naik 10-20% per tahun. Berbeda-beda tergantung daerahnya. Misalnya, di perkotaan, harga tanah akan cepat naik, bahkan mencapai 200% per tahun. Tapi, jelas punya tanah di daerah perkotaan lebih susah; karena harganya mahal dan sudah jarang sekali ada tanah kosong di lokasi strategis di tengah kota.
1. Simulasi Kenaikan Harga Tanah Per Tahun
Berikut simulasi harga tanah s/d 20 tahun ke depan dengan harga tahun ke-1 = Rp 2.000.000 per m2
Keterangan:
- Simulasi ini jika kenaikannya tetap per tahun.
- Faktanya, kenaikan harga tanah dapat berubah-ubah. Misalnya, tahun ke-2 naiknya 10%, di tahun ke-3 naiknya 5%, di tahun ke-4 6%, dan sebagainya.
- Selain itu, jika kondisi ekonomi kota / negara jadi sulit (misal karena pandemi), maka bisa saja harga tanah malah turun!
2. Pertimbangan Investasi Tanah
Sebelum memutuskan beli tanah untuk investasi, berikut beberapa pertimbangannya:
a. Tetap harus dikelola agar dapat passive income
Jika punya tanah saja = hanya dapat dijual. Meskipun harganya memang selalu naik dan menguntungkan, tapi lebih baik jika tanah dikelola. Anda dapat menanam tumbuhan produktif seperti buah-buahan, perkebunan, atau ditanami pohon bahan material (jati / sengon laut / bambu).
Jika lokasinya strategis, Anda dapat ubah tanah jadi lahan parkir. Cara ini paling mudah tanpa harus membangun / mengubah banyak. Anda tinggal ratakan tanah, tanami pepohonan, lalu beri pagar + gerbang agar jadi lahan parkir yang aman. Mengelola tanah akan lebih menguntungkan karena sambil menabung tanah untuk dijual di masa depan, Anda tetap dapat pendapatan dari tanah tersebut.
b. Tanah tidak mungkin hilang, tapi mencari tanah juga susah
Tanah jelas tidak akan rusak atau hilang, sehingga lebih aman dibanding properti (yang bisa rusak / hancur jika kena bencana). Tapi, membeli tanah untuk investasi kini makin susah jika di perkotaan. Tanah kosong masih banyak di daerah desa, sehingga pemanfaatannya paling optimal hanya sebatas agrikultur (misal, tidak cocok dibuat lahan parkir karena tidak dekat tempat-tempat ramai / strategis).
c. Lebih untung jika dapat warisan
Menabung / investasi tanah lebih untung jika tanah = hasil warisan. Beli tanah perlu modal besar. Berbeda dengan rumah / properti, tidak banyak bank yang menerima pinjaman untuk beli tanah. Anda harus siap dana besar, dan jika ingin ajukan banyak pinjaman ke bank untuk beli tanah, maka perlu jaminan yang nilainya besar juga.
Baca juga: Syarat & ketentuan wakaf tanah
3. Investasi Lahan Parkir agar Tetap Dapat Passive Income Tanah
Tanah dapat Anda manfaatkan jadi lahan parkir agar tetap dapat pemasukan, daripada didiamkan tidak dapat apa-apa. Cocok jika tanah Anda dekat tempat ramai / strategis (pasar / stasiun). Berikut simulasi keuntungan tanah jadi lahan parkir:
Untuk lahan parkir sepeda motor, biasanya perlu 1 x 2 meter (2 m2) untuk 1 motor. Sementara untuk akses keluar masuk kendaraan, biasanya perlu sediakan 25% dari luas lahan (jadi lahan yang terpakai untuk parkir 75% nya).
Misalnya, Anda punya tanah seluas 200 m2. Lahan untuk parkir = 75%, maka:
Lahan parkir = 75% x 200
= 150 m2
Lahan 150 m2 dapat dipakai untuk:
150 / 2 = 75 motor
Jika lahan parkir Anda dipakai untuk orang-orang yang ‘ngelaju’ (menitipkan kendaraan di pagi hari lalu pakai kendaraan umum untuk kerja dan baru kembali sore harinya), maka jumlah kendaraan = relatif tetap dari pagi-sore. Harga parkir harian = lebih mahal dari parkir biasa / parkir per jam. Misalnya, harga parkir motor harian = Rp 25.000 per hari.
Maka keuntungan per hari yang Anda dapat:
Parkir motor = 75 x 25.000
= Rp 1.875.000
Jika lahan parkir Anda penuh tiap hari kerja (5 hari per minggu = 20 hari per bulan), maka pendapatan per bulan Anda:
1.875.000 x 20 = Rp 37.500.000 per bulan
Biasanya, lahan parkir yang aman & dipercaya = bukan cuma yang tanah kosong (tanah). Jadi, Anda perlu membangun lahan Anda dulu, minimal memberi semen untuk lantai, lalu memberi atap, memperkerjakan orang, dan lain-lain.
Lahan parkir ini = semi permanen, jadi jika tanah akan Anda jual / gunakan untuk kepentingan lain, Anda dapat ubah tanpa harus membongkar / merubuhkan banyak bangunan.
Investasi Rumah
Investasi rumah banyak kegunaannya. Rumah bisa dijual lagi, disewakan, atau jika rumah Anda cukup besar, Anda dapat sewakan bagian depannya jadi warung atau bahkan ubah jadi guest house / home stay / villa.
Kenaikan harga rumah mirip kenaikan harga tanah, yaitu 6-15% per tahun. Kenaikan ini tergantung lokasinya. Jelas, di perkotaan = kenaikan lebih cepat dan lebih tinggi. Uniknya, harga rumah yang kenaikannya tinggi = rumah tipe kecil (tipe 36 s/d tipe 45 / 60). Hal ini karena permintaan terhadap rumah kecil semakin banyak, lebih banyak dari minat terhadap rumah-rumah besar / rumah mewah.
Baca juga: Tipe-tipe rumah berdasar luas bangunan
1. Simulasi Kenaikan Harga Rumah Per Tahun
Berikut simulasi harga rumah s/d 20 tahun ke depan dengan harga tahun ke-1 = Rp 500.000.000
Keterangan:
- Simulasi ini jika kenaikannya tetap per tahun.
- Faktanya, kenaikan harga tanah dapat berubah-ubah. Misalnya, tahun ke-2 naiknya 15%, di tahun ke-3 naiknya 8%, di tahun ke-4 10%, dan sebagainya.
- Selain itu, jika kondisi ekonomi kota / negara jadi sulit (misal karena pandemi), maka bisa saja harga rumah malah turun!
2. Pertimbangan Investasi Rumah
Investasi rumah cukup banyak karena harga propertinya yang beragam dan tidak terlalu mahal + kebutuhan rumah yang akan selalu ada. Sebelum memutuskan investasi, pertimbangkan hal-hal berikut:
a. Sebaiknya investasi = rumah kedua (Anda sudah punya rumah dulu)
Investasi adalah tabungan hari masa depan yang memang direncanakan untuk dijual. Jadi, investasi rumah = bukan rumah yang Anda tempati. Rumah yang Anda tempati bukan direncakan untuk dijual, tapi dihuni dan diwariskan ke anak cucu.
b. Perhatikan pembiayaan / KPR
Karena investasi rumah = lebih baik rumah kedua, maka perhatikan pembiayaan KPR nya. Terutama jika rumah pertama Anda masih dicicil. Pastikan kemampuan finansial Anda mampu untuk mencicil dua rumah sekaligus. Selain cicilan, perhatikan juga biaya-biaya lain seperti renovasi dan asuransi, yang harus Anda keluarkan untuk dua rumah sekaligus.
Baca juga:
c. Lebih baik sewakan
Agar segera dapat pemasukan, sewakan rumah investasi Anda. Menyewakan rumah kedua ini juga dapat menutup biaya cicilan rumah tersebut, jadi seolah-olah penyewa lah yang membayar cicilannya, tapi rumahnya tetap jadi rumah Anda.
3. Menentukan Harga Sewa Rumah
Biasanya, harga sewa rumah ditentukan dari capitalization rate / cap rate nya. Cap rate ini berbeda-beda tergantung lokasi dan kondisi rumah tersebut. Tapi, rata-rata cap rate berkisar 3-5% per tahun.
Misalnya, Anda membeli rumah seharga Rp 500 juta pakai KPR lewat Sikatabis.com. Ingat bahwa Anda hanya dapat meminjam KPR 50-90%. Kemudian, misalnya, setelah proses screening, Anda dapat pinjaman KPR Rp 350 juta, dengan cicilan sekitar Rp 4 juta per tahun (jangka waktu cicilan 10 tahun).
Untuk menentukan harga sewa rumah, pakai cap rate. Jika misalnya cap rate = 5%, maka:
5% x 500.000.000 = Rp 25.000.000 per tahun
= Rp 2.000.000 per bulan
Jadi, Anda hanya perlu bayar cicilan Rp 2.000.000 per bulan (tidak perlu Rp 4 juta), karena Rp 2 juta nya sudah diambil dari biaya sewa rumah tersebut.
Hal ini dapat lebih menguntungkan, karena masa cicilan Anda hanya 10 tahun. Padahal, rumah dapat disewakan lebih dari 10 tahun setelah beli. Jadi, setelah cicilan habis, Anda rumah masih dapat disewakan, sehingga Anda dapat uang tanpa harus bayar bank.
Jika Anda menaikkan biaya sewa setiap tahunnya, maka Anda dapat segera balik modal beli rumah tersebut. Jika tidak dinaikkan (patokan harga sewa = harga beli rumah di tahun pertama), maka Anda dapat balik modal:
Balik modal = harga rumah : harga sewa
500 juta : 25 juta
= 20 tahun
Tapi, misalnya, Anda menaikkan harga sewa mengikuti kenaikan harga rumah 10% per tahun:
- Tahun 1:
Harga rumah = 500 juta
Harga sewa = 5% x 500 juta
= Rp 25 juta - Tahun 2:
Harga rumah (naik 10%) = 110% x 500 juta
= Rp 550 juta
Harga sewa = 5% x 550 juta
= Rp 27,5 juta - Tahun 3:
Harga rumah (naik 10%) = 110% x 550 juta
= Rp 605 juta
Harga sewa = 5% x 605 juta
= Rp 30,25 juta - Tahun 4:
Harga rumah (naik 10%) = 110% x 605 juta
= Rp 665,5 juta
Harga sewa = 5% x 665,5
= Rp 33,275 juta
Dengan pola seperti ini, maka Anda sudah dapat balik modal (mendapat Rp 500 juta) dalam 7-8 tahun.
Tapi, jika menyewakan rumah, Anda tetap bertanggung jawab terhadap kualitas rumah. Misal ada atap bocor, air mati, cat terkelupas, maka penyewa biasanya tidak akan langsung memperbaiki tapi berkonsultasi dulu dengan Anda sebagai pemilik rumah. Jika hal itu disebabkan pemakaian penyewa, maka Anda dapat meminta penyewa memperbaiki sendiri. Jika bukan, maka Anda tetap bertanggung jawab terhadap biaya perawatan dan pemeliharaan rumah tersebut.
Meskipun begitu, menentukan harga sewa rumah juga tergantung kondisi sekitar / kondisi properti serupa. Survei rumah-rumah setipe / sejenis di daerah Anda, pastikan harga sewa rumah Anda tidak kemahalan (= tidak ada yang minat sewa), atau kemurahan (= Anda tidak untung). Anda dapat menaikkan harga sewa jika fasilitas rumah lengkap + bagus, atau jika rumah terletak di tempat strategis.
Baca juga: Beli vs sewa rumah
Investasi Apartemen
Investasi apartemen mirip dengan investasi rumah. Skema pembeliannya juga dapat Anda lakukan pakai KPR di Sikatabis.com. Bedanya, perhitungan sewa apartemen bisa ditentukan oleh 3 hal:
- Cap rate (seperti rumah). Cap rate apartemen = 7-12% per tahun
- 7-8% dari NJOP
- Nilai yield, yaitu 7-8%
Perhitungan ini sebenarnya sama saja. Untuk menentukan pakai yang mana, sebaiknya cek juga unit-unit lain di apartemen tersebut apakah pakai cap rate, NJOP, atau yield.
1. Menyewakan Apartemen Harian
Selain disewakan untuk dihuni jangka panjang, banyak apartemen disewakan seperti kamar hotel / penginapan dengan biaya per malam. Apartemen biasanya disewa oleh rombongan / kelompok karena satu unit dapat muat banyak orang + penyewa dapat tetap berkumpul dalam satu unit.
Biasanya, harga sewa apartemen harian adalah sebagai berikut:
- Studio: Rp 250 – Rp 300 ribu
- 1 Kamar: Rp 300 – Rp 400 ribu
- 2 Kamar: Rp 400 – Rp 600 ribu
- 3 Kamar: di atas Rp 600 ribu / jutaan rupiah
Meskipun begitu, menentukan harga sewa apartemen juga melihat fasilitas yang ditawarkan, lokasi, dan harga beli apartemen Anda.
Pertimbangan menyewakan apartemen harian:
- Passive income tidak rutin, karena tidak setiap hari ada yang menyewa unit apartemen Anda.
- Anda perlu membersihkan unit setiap selesai disewa, agar tetap bersih dan siap disewakan lagi.
- Pakai app / penyedia jasa memasarkan apartemen online agar apartemen lebih mudah ditemukan
2. Pertimbangan Investasi Apartemen
Berikut beberapa pertimbangan dalam investasi apartemen:
- Banyak apartemen dipasarkan bahkan sebelum selesai dibangun. Hal ini beresiko, karena banyak kejadian di mana apartemen terlambat dibangun bahkan tidak selesai-selesai dibangun. Padahal, Anda sudah bayar. Pastikan pilih pengembang yang terpercaya dan Perjanjian Pengikatan Jual Beli (PPJB) Anda dapat memberi kompensasi jika pembangunan apartemen molor.
- Terutama soal PPJB, banyak kasus di mana PPJB tidak dapat menutup kompensasi keterlambatan pembangunan. Misalnya, karena di PPJB hanya mengatur kompenasi jika terlambat 6 bulan, padahal fakta di lapangannya, apartemen baru jadi 2 tahun setelah perjanjian. Selain itu, PPJB juga biasanya tidak dapat memberi kompensasi bagi pembeli apartemen jalur KPR.
- Setelah jadi, pengurusan sertifikat apartemen juga lama. Ada yang bahkan 5 tahun baru jadi sertifikatnya. Padahal, sertifikat penting sebagai bukti kepemilikan sah Anda. Sertifikat juga dapat dimanfaatkan untuk jaminan pinjam dana, sehingga jika tidak jadi-jadi, Anda juga kerepotan.
Baca juga:
Investasi Equity Crowd Funding Properti
Equity Crowdfunding / ECF (artinya “iuran merata”) adalah skema kepemilikan suatu barang lewat pengumpulan dana dari banyak orang. Dalam istilah resmi keuangan Indonesia, hal ini disebut sebagai Layanan Urun Dana. Di Indonesia, layanan ECF yang terdaftar di OJK baru ada 2, Bizhare dan Santara.
Lewat layanan ini, Anda seperti membeli saham di barang / properti tersebut. Misalnya, ada sebuah properti berupa ruko seharga Rp 2 miliar. Anda dapat urun dana sebesar Rp 200 juta atau sebesar 10% dari nilai properti. Ruko tersebut kemudian disewakan, dan Anda akan dapat keuntungan 10% dari total keuntungan ruko (sesuai dengan besaran urunan Anda). Selain ruko, properti yang ada dapat berupa minimarket, kafe, dan usaha-usaha bisnis lainnya.
ECF mudah karena Anda tinggal menyumbang dana lewat online. Pengurusan sertifikat, administrasi, dan lain-lain diurus oleh penyedia jasa ECF. Sayangnya, ECF resmi OJK di Indonesia hanya 2, itu pun bukan murni di bidang properti. Sebenarnya sudah banyak jasa ECF properti, tapi belum resmi. Saran kami, pakai jasa yang sudah resmi saja agar Anda aman dan terjamin secara hukum.
ECF berbeda dengan saham properti. Dalam investasi saham properti, Anda membeli saham perusahaan / pengembang properti lewat lembaga sekuritas. Jadi, yang Anda beli sahamya. Jika pakai ECF, yang Anda beli adalah “bagian” dari properti nya secara langsung.
Investasi Kos-Kosan
Kos-kosan juga banyak diminati sebagai investasi properti yang dianggap menguntungkan karena permintaannya yang ada terus-menerus. Investasi kos-kosan cocok jika lokasinya dekat sekolah / kampus. Tapi, di kota besar seperti Jakarta, kos-kosan cocok di mana saja karena banyak pekerja juga perantau sehingga perlu ngekost juga.
Baca juga:
Menghitung keuntungan investasi kos-kosan sama seperti rumah juga, tinggal menghitung berapa biaya sewa nya dan butuh berapa lama sampai Anda balik modal dan mulai untung. Harga sewa kos-kosan tergantung fasilitasnya, biasanya:
- Kost sederhana / biasa (tanpa AC, tanpa ruang bersama / dapur bersama): Rp 500 ribu (kamar mandi luar) s/d Rp 1 juta (kamar mandi dalam). Banyak yang sudah termasuk listrik dan air.
- Kost AC: Rp 1 juta – Rp 3 jutaan. Biasanya sudah termasuk ruang bersama, dapur, WiFi. Biasanya listrik dan air tidak termasuk harga sewa.
- Kost eksklusif / mewah: Di atas Rp 5 juta. Fasilitas seperti rumah mewah, ada gym, kolam renang, garasi mobil, dan lain-lain.
Pertimbangan Investasi Kost
Meskipun menguntungkan, investasi kost juga perlu memperhatikan pertimbangan berikut:
- Meskipun penghuni dapat banyak dan pemasukan per bulan teratur, tapi penyewa kost rentan menunggak bayar. Terutama jika penyewa = mahasiswa / karyawan baru dengan kondisi ekonomi menengah ke bawah. Anda harus rajin mengingatkan agar rutin membayar.
- Karena mayoritas anak muda, maka perlu aturan di kos. Misalnya, dilarang berisik, dilarang membawa teman menginap ramai-ramai, dan sebagainya. Selain itu, penghuni kost yang berasal dari berbagai daerah juga rawan bersinggungan dengan tetangga sekitar, sehingga pastikan Anda memberi aturan agar tetangga sekitar tidak terganggu dengan kost Anda.
- Perhatikan biaya mempekerjakan penjaga kost jika rumah Anda = tidak dekat kost. Penjaga kost bertindak sebagai pengawas jika ada penghuni yang melanggar aturan, atau sebagai penanggung jawab jika terjadi masalah antar penghuni atau dengan lingkungan sekitar.
- Perhatikan juga biaya perawatan kost, terutama jika kost sudah lama dibangun. Anda mungkin perlu mengecat ulang, mengganti langit-langit, membersihkan kamar mandi, dan lain-lain.
Investasi Guest House / Home Stay / Villa
Anda juga bisa investasi sarana wisata berupa guest house / home stay / villa. Cara ini cocok jika Anda tinggal di dekat spot wisata / daerah yang memang banyak dikunjungi wisatawan. Ada beberapa cara mendapat pemasukan dari properti penginapan ini:
- Anda dapat manfaatkan rumah Anda yang sudah ada, lalu renovasi agar menambah kamar. Tamu akan tinggal di kamar tersebut dan berbagi ruangan umum dengan Anda dan penghuni rumah lain. Konsep co living (tinggal bersama) ini banyak diminati oleh wisatawan asing yang ingin sekaligus merasakan tinggal dalam rumah penduduk biasa. Mereka ingin merasakan pengalaman budaya baru. Cara ini tergolong lebih murah dan biaya sewanya juga lebih murah.
- Anda dapat membeli properti / tanah kedua (bukan tempat tinggal), lalu jadikan penginapan. Dengan cara ini, Anda dapat mendesain dari awal bentuk home stay, fasilitas, dan suasananya. Banyak homestay bertema tradisional sebagai nilai jual bagi wisatawan. Cara ini lebih mahal karena seperti membeli properti baru + tambah biaya renovasi, tapi biaya sewanya juga dapat lebih mahal dari konsep co living. Cara ini cocok untuk usaha villa.
- Jika Anda punya kos-kosan, Anda dapat manfaatkan juga agar kamar-kamarnya dapat disewa harian. Cara ini cukup diminati wisatawan sebagai alternatif hotel murah. Pastikan fasilitasnya lengkap seperti air panas, AC, TV, WiFi, dan tersedia juga meja resepsionis untuk check in.
Investasi Properti Bisnis
Selain jenis-jenis investasi di atas, ada juga cara investasi properti lainnya untuk keperluan bisnis. Misalnya:
1. Investasi Ruko
Ruko banyak diminati pengusaha kecil karena dapat digunakan untuk tempat tinggal juga. Biasanya usaha keluarga, atau usaha kecil dan lantai atas (bagian “rumah”) dimanfaatkan untuk ruang bersama atau bahkan ruang menginap bagi karyawannya. Anda dapat ajukan KPR di Sikatabis.com untuk modal ruko, sehingga tidak terlalu berat modalnya.
Ruko biasanya disewa pertahun. Biasanya berkisar Rp 90 juta – ratusan juta rupiah. Cara hitung keuntungan / kapan balik modal ruko juga sama seperti rumah, tinggal hitung berapa harga beli lalu bagi dengan keuntungan pertahun, maka akan didapatkan kapan (berapa tahun lagi) Anda balik modal ruko.
Baca juga: Syarat ajukan KPR ruko
2. Investasi Tempat Usaha / Kantor
Jika Anda punya tanah luas, Anda bisa bangun beberapa toko lalu disewakan. Penyewaan tempat usaha juga dilakukan pertahun. Toko-toko kecil ini biasanya cocok untuk UMKM, usaha kecil, atau start up baru. Anda juga dapat membangun co-working space yang dapat disewa perhari oleh organisasi / startup kecil yang tidak punya tempat berkumpul. Anda dapat pasang tarif mulai dari Rp 15.000 s/d Rp 20.000 per jam tergantung fasilitas yang ditawarkan.
Tips Investasi Properti
Sebelum memutuskan ingin investasi properti apa, perhatikan hal-hal berikut agar Anda tidak malah merugi dalam investasi properti:
- Perhatikan lokasi dan keadaan ekonomi kota, negara, dan dunia. Banyak orang menganggap bahwa harga properti = selalu naik. Faktanya, banyak kondisi ekonomi di daerah tertentu yang membuat orang tidak mampu / tidak ingin membeli properti (uangnya disimpan karena kondisi ekonomi sedang susah), sehingga harga properti jadi anjlok.
- Ketahui kemampuan finansial Anda. Jangan paksakan diri untuk membeli properti padahal Anda sedang kesulitan finansial. Keuntungan investasi properti = jangka panjang, sehingga butuh waktu sampai Anda balik modal dan dapat untung. Jika sampai balik modal Anda tidak kuat secara finansial, maka dikhawatirkan Anda dapat bangkrut di tengah jalan. Perhatikan juga pinjaman / hutang Anda, jangan sampai ingin investasi malah terbebani cicilan.
- Tentukan tujuan investasi Anda. Jika mampu, investasi semua boleh. Jika terbatas tapi tetap ingin investasi, tentukan investasi yang cocok sesuai ketertarikan dan kondisi Anda. Misalnya, Anda punya banyak kawan pengusaha, maka Anda dapat investasi properti pertokoan lalu tawarkan ke rekan Anda. Jika Anda tinggal di daerah wisata, maka Anda dapat coba investasi properti penginapan.
- Perhatikan manajemen / pengurus. Apakah selain Anda, ada yang dapat dipekerjakan / diminta tolong untuk mengurus properti Anda? Anda mungkin akan kewalahan dalam merawatnya, misal harus mengecek rumah dan merenovasinya, atau memanage kost / penginapan. Sebaiknya diskusikan dengan keluarga dekat apakah ada yang dapat membantu, atau jika dana Anda memungkinkan, pekerjakan seseorang untuk mengurusnya. Hitung-hitung amal karena memberi lapangan pekerjaan orang lain.
- Pantau / pelajari terus perkembangan / berita seputar properti. Anda harus punya pengetahuan dasar tentang properti, dan mengikuti perkembangan properti agar investasi Anda dapat lebih dikembangkan. Misalnya, trend sekarang adalah banyak warung kopi / coffee shop, maka Anda dapat kembangkan tanah kosong Anda jadi komplek pertokoan agar dapat disewa oleh coffee shop, sehingga cepat laku dan menguntungkan bagi Anda juga.