Home » Aktivitas » Tips Hemat Kost

Tips Hemat Kost

Hemat kost tidak hanya saat pertama kali memilih kost. Kebiasaan Anda selama ngekost juga perlu diperhatikan agar tidak boros. Tipe orang ngekost ada 2: yang masih kuliah/sekolah sehingga uang dari orang tua dan yang sudah bekerja sehingga uang dari gaji/pemasukan sendiri. Kedua tipe ini prinsip menghematnya sama karena pemasukan/uang yang akan dipakai biasanya dikirim rutin per awal/akhir bulan (gaji & uang bulanan dari orangtua).

Berikut cara-cara hemat kost:

 

Rencanakan Pemasukan & Pengeluaran

Hal paling utama adalah merencanakan uang yang Anda punya. Anda harus bijak membagi pengeluaraan apa saja dari pemasukan Anda. Perencanaan ini agar pengeluaran Anda tidak melebihi pemasukan Anda. Pengeluaran Anda harus pas dengan pemasukan Anda, atau harus lebih supaya Anda bisa menabung.

Catat pemasukan dan pengeluaran Anda. Fungsi mencatat pemasukan & pengeluaran per bulan:

  • Lebih jelas sumber pemasukan dan pengeluaran sehingga lebih mudah budgetting (membagi-bagi uang ke berbagai tujuan).
  • Mengetahui kira-kira pengeluaran apa saja yang tidak penting sehingga bisa dihilangkan dari budgetting
  • Punya arsip pemasukan/pengeluaraan sehingga Anda bisa cross check jika ada kesalahan/hal yang terlupa (misal kawan lupa bayar hutang, Anda lupa pernah menyimpan uang di tempat tertentu).
  • Karena pengeluaran tiap bulan tidak sama, maka Anda bisa mempersiapkan pengeluaran selanjutnya dengan lebih rinci.

Cara mengatur pemasukan-pengeluaran tiap bulan agar hemat kost:

  • Catat pemasukan dan pengeluaran dengan rinci. Semakin rinci, semakin jelas informasinya dan semakin mudah Anda mengaturnya nanti.
  • Hitung pengeluaran tetap per bulan Anda seperti tagihan kos, cicilan, uang ke keluarga, uang sedekah, belanja bulanan. Pengeluaran tetap ini harus Anda sisihkan di awal dan lebih sulit untuk diutak-atik karena jumlahnya yang tetap.
  • Selalu ingat bahwa selama pemasukan Anda tidak bertambah, maka jumlah uang Anda tetap: jika ada salah satu pengeluaran yang naik, maka jatah pengeluaran yang lain harus diturunkan. Misalnya biaya kost naik, maka Anda harus mengurangi biaya belanja bulanan. Pastikan Anda mengambil jatah pengeluaran lain yang tidak krusial dan tidak memberatkan Anda. 
  • Jika Anda mendapatkan pemasukan tambahan (bonus/pendapatan kerja sampingan), maka jangan langsung dihabiskan untuk pengeluaraan atau ditabung. Hitung kembali total uang Anda lalu alokasikan ke bagian-bagian yang penting + prioritaskan yang terpenting (misal Anda lebih perlu untuk membayar cicilan daripada menabung, maka tambahan pemasukan tersebut untuk membayar cicilan saja).
  • Contoh menghitung pemasukan-pengeluaran bulanan Anda dengan pemasukan Rp 6.000.000 dan biaya kost Rp 1.500.000:
Pemasukan Rp 6.000.000
Pengeluaran:

Biaya kos
Cicilan (misal kendaraan, elektronik)
Tabungan
Uang makan (Rp 50.000 x 30 hari)
Belanja bulanan
Lain-lain*

Rp 6.000.000:

Rp 1.500.000
Rp 700.000
Rp 1.000.000
Rp 1.500.000
Rp 300.000
Rp 1.000.000

*Lain-lain = biaya transportasi, sedekah, dikirim ke keluarga di kampung halaman.

Baca juga: aplikasi keuangan untuk atur budget

 

Belanja Sekaligus

Biasakan untuk belanja sekaligus di awal bulan. Catat kebutuhan Anda, sisihkan uang (misal Rp 300.000 – Rp 500.000), lalu belanjakan di awal. Jika uangnya sisa, bagus, tapi jangan sampai kekurangan dan harus memotong uang pengeluaran lain. Dengan belanja di awal maka Anda tidak perlu bolak-balik ke toko. Bolak-balik belanja juga malah dapat boros karena Anda tidak sadar beli hal-hal kecil dan murah berulang-ulang tapi ternyata menghabiskan lebih banyak uang. Cara ini membuat Anda lebih hemat kost.

 

Utamakan Pilihan Murah

Selalu cari alternatif termurah dari pilihan yang ada agar tetap hemat kost. Misalnya, makan bisa beli di warteg/masak sendiri (mana yang termurah). Transportasi bisa naik bus/angkot/kereta/ojol/jalan kaki (mana yang termurah dan tidak memberatkan). Untuk beli barang-barang bisa di toko kelontong yang lebih murah, atau ke pusat perbelanjaan yang sedang ada diskon.

Saat belanja, cek juga merek yang sama di online shop lalu bandingkan mana yang lebih murah (hitung termasuk ongkirnya). Selain membandingkan barang yang sama, bandingkan juga merek yang berbeda tapi fungsinya sama. Lebih baik pilih yang lebih murah jika kualitasnya dan fungsinya sama.

Anda bisa manfaatkan diskon-diskon seperti diskon ojek online (untuk transportasi), diskon tanggal cantik online shop (10.10, 11.11, 12.12, dan seterusnya), atau juga diskon pembayaran digital (OVO, Gopay, Dana, LinkAja). Sebaiknya install semua aplikasinya lalu rajin-rajin pantau untuk tahu ada diskon aja. 

Meskipun beli online tampaknya lebih murah, tapi jangan beli barang yang sebenarnya memang sedang tidak diperlukan. Hanya beli barang yang memang sedang Anda butuhkan, lalu bandingkan harganya di berbagai online shop atau aplikasi. Jangan sengaja mencari diskon lalu beli karena tergiur harga murahnya, padahal Anda tidak membutuhkan barang tersebut.

Hitung juga apakah lokasi kost dan tempat kerja/kuliah Anda lebih untung naik transportasi umum atau bawa kendaraan pribadi. Perhitungkan biayanya mulai dari biaya tiket, bensin, dan juga waktu + tenaga Anda.

Baca juga:

 

Menabung

Rajin lah menabung dari pemasukan Anda. Menabung idealnya 10 – 20% bagi Anda yang cukup punya banyak pengeluaran. Jika Anda tidak banyak pengeluaran maka menabung bisa 25% dari pemasukan. Sisihkan uang tabungan di awal, jangan sampai Anda hanya menabung dari sisa-sisa uang Anda di akhir bulan. Bisa-bisa uang malah Anda habiskan dan Anda tidak jadi menabung.

Menabung penting agar Anda punya uang untuk membeli keperluan tertentu. Misalnya, Anda ingin beli HP, maka menabung sampai uangnya pas terkumpul akan jauh lebih murah daripada harus beli HP lalu dicicil. Selain itu, menabung juga penting jika sewaktu-waktu ada keperluan mendadak yang butuh biaya banyak (misalnya harus perbaiki AC atau berobat).

Contoh jumlah uang yang sebaiknya Anda tabung dari pemasukan Anda:

Pemasukan Tabungan
15% 20% 25%
Rp 4.000.000 Rp 600.000 Rp 800.000 Rp 1.000.000
Rp 4.500.000 Rp 675.000 Rp 900.000 Rp 1.125.000
Rp 5.000.000 Rp 750.000 Rp 1.000.000 Rp 1.250.000
Rp 5.500.000 Rp 825.000 Rp 1.100.000 Rp 1.375.000
Rp 6.000.000 Rp 900.000 Rp 1.200.000 Rp 1.500.000
Rp 6.500.000 Rp 975.000 Rp 1.300.000 Rp 1.625.000
Rp 7.000.000 Rp 1.050.000 Rp 1.400.000 Rp 1.750.000
Rp 7.500.000 Rp 1.125.000 Rp 1.500.000 Rp 1.875.000
Rp 8.000.000 Rp 1.200.000 Rp 1.600.000 Rp 2.000.000

 

Tabungan berdasar persentase ini adalah prinsip “jika gaya hidup juga naik” (maksudnya biaya kos, biaya makan, biaya transport, dan kebutuhan lain juga meningkat). Tapi jika pemasukan Anda naik tapi gaya hidup Anda tidak naik (harga kost tetap sama, biaya makan dan kebutuhan lain juga tidak meningkat), maka Anda bisa menabung lebih banyak dan semakin hemat kost.

Contohnya:

Dengan pemasukan Rp 4.000.000, Anda menabung Rp 1.000.000. Berarti pengeluaran Anda (di luar tabungan): 

Rp 4.000.000 – Rp 1.000.000 = Rp 3.000.000

Jika pengeluaran lain Anda tidak ikut naik, maka asumsinya tetap Rp 3.000.000. Dengan begitu, saat pemasukan Anda naik jadi Rp 6.000.000 tapi pengeluaran lain (gaya hidup) tidak ikut naik, Anda bisa menabung:

Rp 6.000.000 – Rp 3.000.000 = Rp 3.000.000

Selain menabung rutin, Anda juga bisa mengumpulkan uang koin / recehan hasil kembalian tiap Anda belanja. Uang recehan ini bisa Anda kumpulkan lalu digunakan untuk membayar parkir, biaya fotokopi, atau beli barang-barang yang tidak membutuhkan nominal uang besar. Jika rutin ditabung, recehan juga bisa jadi uang saku tambahan Anda jika akhir bulan kehabisan uang.

 

Menabung uang receh
Ilustrasi menabung receh (Pixabay)

 

Hindari Pengeluaran Tidak Perlu

Beberapa pengeluaran yang tidak perlu dan bisa Anda hindari adalah:

  • Air minum. Daripada Anda harus beli air tiap kali Anda bepergian, lebih baik sedia dispenser / pompa galon, beli botol minum isi ulang, lalu isi botol tersebut tiap Anda bepergian. Cara ini lebih hemat, dengan perbandingan sebagai berikut:

Kebutuhan air seseorang = 2,5 liter/hari (asumsinya air minum Anda sendiri yang membeli, tidak tersedia di kantor/kampus). Maka, pengeluaran untuk air minum Anda per bulan:

Botol (600 ml) Botol (1,5 liter) Galon (19 liter)
Per hari butuh 4 botol
(600 ml x 4 = 2400 ml atau 2,4 liter)Harga per botol:
Rp 3.000

Per hari :
Rp 3.000 x 4 = Rp 12.000

Per bulan :
Rp 12.000 x 30 = Rp 360.000

Per hari butuh 2 botol
(1,5 x 2 = 3 liter)Harga per botol:
Rp 5.000

Per hari:
Rp 5.000 x 2 = Rp 10.000

Per bulan:
Rp 10.000 x 30 = Rp 300.000

Harga per galon:
Rp 20.0001 galon bisa untuk:
19 : 2,5 = 7,6 hari (dianggap 7 hari)

Per bulan harus isi ulang galon:
30 : 7 = 4,2 kali (dianggap 4 kali)

Biaya galon per bulan:
4 x Rp 20.000 = Rp 80.000

Catatan:

    • Anda bisa manfaatkan air minum yang disediakan di kantor/kampus.
    • Untuk pakai galon, Anda harus beli dulu galon dan dispenser/pompa galon. 1 galon harganya = Rp 50.000. Pompa galon = Rp 40.000. Anda harus modal dulu sekitar minimal Rp 100.000 saat awal ngekost.
    • Sediakan gelas di kost untuk minum. Jika tidak tersedia, maka Anda akan malas beli galon dan memilih beli air botol saja.
    • Beli juga botol minum isi ulang yang dapat diisi air minum untuk dibawa ke kantor/kampus agar tidak perlu beli di luar.
  • Masak sendiri. 
  • Cuci sendiri. Sebaiknya pilih kost yang harga sewa nya sudah termasuk biaya air. Selain itu, pilih yang punya tempat menjemur, lebih bagus lagi jika ada fasilitas mencuci bersama (jika tidak, Anda tetap bisa mencuci di kamar mandi sendiri). Mencuci hanya butuh deterjen, softener (pelembut pakaian), dan setelah selesai maka setrika + pewangi. Perhitungannya seperti berikut:
Mencuci sendiri Laundry
Deterjen + softener = Rp 30.000

Pewangi pakaian (setrika)
= Rp 20.000

Total :
Rp 30.000 + Rp 20.000
= Rp 50.000

Bisa dipakai 2-3 bulan. Jika dipakai 3 bulan, maka per bulan:
Rp 50.000 : 3
= Rp 17.000

Tiap 2 minggu sekali berat cucian
= 3 kgBiaya
= Rp 8.000 / kg

Tiap mencuci :
3 x Rp 8.000
= Rp 24.000

Per bulan (4 minggu) mencuci 2x:
Rp 24.000 x 2 = Rp 48.000

Catatan:

    • Agar lebih hemat, Anda bisa beli deterjen yang sudah dilengkapi softener.
    • Untuk mencuci sendiri, Anda perlu modal setrika juga untuk menyetrika pakaian setelah kering.
  • Manfaatkan WiFi kantor/kampus. Tentu di zaman sekarang semua kantor/kampus sudah dilengkapi WiFi. Anda bisa menghemat dengan cara mendownload file-file ukuran besar yang Anda perlukan di kantor/kampus, lalu saat di kost Anda bisa mengolahnya offline (tanpa perlu internet). Jika WiFi sudah termasuk dalam harga sewa kost, maka hal ini bukan jadi persoalan besar.

 

Kelola Uang Anda

Salah satu cara mengelola uang adalah dengan membawa uang pas saat bepergian. Pertama, ambil uang dari ATM secukupnya untuk 2 minggu, lalu simpan uang tersebut di lemari/kotak khusus. Setiap Anda hendak bepergian, perhitungkan dulu biaya nya, lalu bawa uang pas atau mendekati biaya tersebut. Membawa uang pas akan membuat Anda menghabiskan uang sesuai keperluan saja. Jika uang di dompet habis, maka tentu Anda tidak akan membeli barang-barang yang tidak Anda perlukan.

Saat ambil uang di ATM, usahakan ambil banyak sekaligus, misal untuk 2 minggu atau 1 bulan. Hal ini agar Anda tidak terbiasa mengambil uang di ATM, sehingga keseringan mengambil uang untuk beli barang-barang yang sebenarnya tidak terlalu penting (tapi karena mudah ambil uang di ATM, jadinya beli). 

Hindari juga bergantung pada uang digital. Memang, kadang promo atau diskon jika pakai uang digital akan lebih besar daripada bayar cash. Tapi, jika terlalu bergantung maka Anda akan mudah membelanjakan uang Anda. Sebaiknya, membagikan uang dari rekening Anda ke uang digital juga disesuaikan dengan jumlah uang yang Anda ambil. Misalnya:

Per bulan Anda memerlukan uang jalan (uang saku) : Rp 2.000.000

Ambil dari ATM 2 minggu sekali, maka setiap ambil : Rp 1.000.000

Jika ingin dibagi ke beberapa uang digital, maka pastikan jumlah uang yang dikirim ke berbagai uang digital + diambil dari ATM tidak melebihi Rp 1.000.000 per 2 minggu.

 

Ubah Kebiasaan Boros

Kebiasaan Anda mempengaruhi gaya hidup dan pengeluaran Anda. Beberapa hal yang mungkin dapat menambah pengeluaran Anda dan sebaiknya dihindari/dihentikan agar tetap hemat kost:

  • Nongkrong tanpa tujuan. Biasanya karena ajakan teman kuliah/kantor. Sebaiknya, jika memang tidak ada uang, hindari. Nongkrong akan membuat Anda mengeluarkan uang untuk membeli makanan atau minuman yang cukup mahal. Jika memang perlu, maka usahakan sudah makan yang lebih murah sebelum berangkat, sehingga tidak perlu keluar lebih banyak uang untuk beli makan + minum di tempat nongkrong. Tapi jika memang punya uang, maka bukan masalah.

Ada juga yang nongkrong untuk mengerjakan tugas, mencari WiFi gratis. Hitung dulu apakah WiFi gratis tapi harus membeli makanan/minuman lebih murah daripada membeli paket internet lalu tethering dari HP di kos. Sebaiknya nongkrong tidak dilakukan sering-sering.

  • Hobi melihat online shop. Melihat-lihat online shop memang mengasyikkan, apalagi jika sering lihat maka sering tahu diskon-diskon yang sedang ditawarkan. Tapi, Anda juga jadi punya keinginan untuk selalu beli. Apalagi jika cara pembayarannya mudah, misal pakai kartu kredit/debit atau pakai uang digital lainnya.

Jika memang barang yang dibeli itu perlu (dan memang sudah direncanakan untuk beli), lalu kebetulan ada diskon, maka Anda untung. Tapi jika Anda tidak berencana beli tapi karena tergiur diskon lalu membeli, maka ini bisa dikatakan sebagai pemborosan.

Tips beli online shop: masukkan saja barang-barang yang akan Anda beli ke keranjang, tapi tunggu sampai 5-7 hari. Jika sampai 7 hari keinginan atau keperluan untuk memiliki barang tersebut sudah tidak ada, artinya Anda tidak perlu membeli barang tersebut.

Cari Penghasilan Tambahan

Ada banyak cara yang dapat Anda lakukan untuk dapat penghasilan tambahan. Umumnya pekerjaan-pekerjaan ini bisa dilakukan dari kost dan di luar jam kerja/kuliah Anda sehingga tidak mengganggu aktivitas utama Anda. Beberapa cara mendapat penghasilan tambahan agar dapat menutupi pengeluaran sehingga semakin hemat kost, misalnya:

  • Berjualan online shop atau jadi dropshipper.
  • Daftar pekerjaan-pekerjaan freelance.
  • Investasi

Baca juga: Tips cari kosan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *