Home » Cyber Crime » Penipuan Online: Jenis-Jenis + Tips Hindari Penipuan Online

Penipuan Online: Jenis-Jenis + Tips Hindari Penipuan Online

Penipuan online marak terjadi + banyak jenisnya. Penipuan online lebih mudah terjadi karena akses yang cepat dan informasi yang tersedia di mana-mana. Tak jarang juga masyarakat pernah hampir tertipu atau bahkan sudah jadi korban penipuan online. Ada beberapa sebab seseorang dapat jadi korban penipuan online:

  • Tidak cek secara teliti informasi dan keasliannya, bisa juga karena terburu-buru
  • Kebingungan karena sistem / tampilan sosial media / app online (misalnya, tampilan app olshop yang banyak pop up, promo, rekomendasi, dan tulisan / gambar lain yang bermunculan di mana-mana)
  • Tidak mau ribet, yang penting asal transfer uang langsung beres
  • Kurang informasi kasus-kasus penipuan serupa (padahal modus penipuan ini diulang-ulang + banyak yang sudah share di internet)

Berikut kami rangkum jenis-jenis penipuan online + cara hindari penipuan online agar Anda lebih mudah pelajari sehingga lebih waspada dengan modus serupa.

Daftar Isi:

 

Jenis-Jenis Penipuan Online

Penipuan-penipuan online ini tidak selalu merugikan Anda secara material (uang). Ada juga penipuan yang bertujuan mencuri data pribadi Anda (nama, nomor telepon, alamat, KTP, dan lainnya) sehingga dapat disalahgunakan. Meskipun begitu, kebanyakan penipuan online tujuannya = minta uang. Berikut beberapa jenis penipuan online yang kerap terjadi:

1. Phishing

Phishing adalah jenis penipuan online yang paling banyak terjadi. Pada dasarnya, phishing menggunakan email untuk mendapatkan data pribadi Anda / untuk akses komputer Anda (komputer kena hack). Phishing biasanya berupa pesan yang masuk ke email Anda dan Anda diminta klik link yang ada di dalamnya. Biasanya disertai iming-iming bahwa Anda dapat hadiah, promo, atau informasi tertentu yang Anda cari (langganan berita, daftar akun, dan sebagainya).

Setelah link diklik, maka peretas akan dapat mengakses data Anda di berbagai platform yang Anda daftarkan pakai email tersebut. Misalnya, peretas jadi bisa akses sosmed, olshop, internet / mobile banking, untuk kemudian mencuri data / uang dari situ. Phishing sebenarnya mudah dihindari dengan tidak mengklik link yang ada. Biasanya email phishing juga masuk ke spam (bukan kotak masuk biasa) karena penyedia layanan email (Gmail / Yahoo / Outlook) sudah mencurigai nya.

2. Iklan / Link / Pop-Up di Website

Saat buka website, Anda akan sering mendapati banyak iklan / pop up yang muncul tiba-tiba. Jika website tersebut terpercaya / bukan abal-abal, maka iklan-iklan tersebut biasanya juga terpercaya. Tapi, jika website tersebut tidak terpercaya maka kemungkinan iklan / link / pop up tersebut akan mengarah ke pencurian data.

Link / iklan / pop up ini biasanya muncul di website abal-abal seperti situs nonton film ilegal, situs porno, dan lainnya. Sebisa mungkin, hindari akses ke situs-situs tersebut. Biasanya, saat Anda klik link di situs ini, maka justru akan dialihkan ke situs iklan (dengan tab baru di browser). Sebelum klik, cek tampilan link yang muncul di sisi kiri bawah browser Anda.

3. SMS Penipuan (+ Link Palsu)

SMS kini sudah jarang digunakan untuk komunikasi dan malah jadi ajang penipu untuk memancing korban. Bentuk-bentuk SMS penipuan biasanya:

  • Pengumuman hadiah pemenang mengatasnamakan olshop (Tokopedia, Bukalapak, Shopee, dan lain-lain), bank, atau provider Anda.
  • Tawaran pinjaman bunga ringan dari lembaga tidak terpercaya (tidak resmi tercantum di OJK, nama / alamat tidak muncul saat dicek di Maps).

Penipuan SMS seperti ini sebenarnya mudah dihindari. Anda tinggal tidak usah merespon / klik link-link yang dikirimkan. Hanya saja, penipuan via SMS ini sangat banyak dan sering sehingga memenuhi kotak masuk Anda.

4. Teknisi / CS / Telepon Palsu

Tak jarang penipu akan menghubungi seseorang dan mengaku sebagai CS / pihak dari bank / provider / app / situs / olshop tertentu. Mereka lalu membohongi bahwa Anda mendapat hadiah. Untuk itu, Anda disuruh transfer ke rekening mereka dengan dalih bahwa itu kode untuk ambil hadiah.

Untuk menghindarinya, periksa nomornya. Jika nomor HP = kemungkinan palsu (instansi resmi pakai nomor telepon kantor). Dengarkan juga cara berbicaranya, jika terkesan merayu, membujuk, dan sampai memaksa, maka kemungkinan penipu.

Selain CS, ada juga teknisi palsu. Ada kasus di mana Anda akan dihubungi akun / seseorang yang mengaku teknisi setelah Anda curhat mengenai problem bank / olshop di internet. Penipu ini pura-pura membantu akses app bank / olshop Anda, tapi malah mengambil alih aksesnya dan transfer saldo nya ke saldo mereka.

Banyak juga kasus penelpon palsu yang mengatasnamakan polisi. Mereka bilang bahwa anak / ibu / saudara Anda ditangkap polisi, dan untuk membebaskannya maka Anda harus transfer uang. Ada juga yang bilang bahwa kerabat Anda terkena kecelakaan, dan Anda harus transfer uang untuk biaya operasi. Cara mudah hindari penipuan ini = hubungi langsung keluarga / kerabat yang disebut oleh penipu.

5. Penipuan Lowongan Pekerjaan

Selain minta uang langsung, banyak juga penipuan yang pakai cara buka lowongan pekerjaan palsu. Ciri-ciri penipuan lewat lowongan kerja palsu:

  • Instansi tidak jelas: nama dan alamat tidak jelas (tidak ada saat dicari di Maps).
  • Posisi lowongan tidak spesifik jelas (biasanya paling sering ‘management trainee’).
  • Email yang dipakai tidak dari nama instansi (pakai provider email gratis seperti Gmail / Yahoo).
  • Saat datang interview, lokasi tidak meyakinkan. Hanya berupa rumah biasa / bangunan kosong yang dibuat seolah seperti kantor (kalau bisa jangan datang interview!)

Saat datang interview, maka semua pelamar akan langsung diterima. Kemudian mereka akan disuruh bayar uang tertentu. Banyak juga kasus yang pekerjaannya bukan penipuan (memang betul-betul bekerja), tapi sistemnya Ponzi. Sistem Ponzi = sistem mirip MLM, di mana Anda harus cari / rekrut orang baru untuk dapat bayaran.

6. Penipuan Jual Beli Online

Penipuan ini juga banyak dan mudah karena calon korban sendiri yang datang ke penipu (dengan tujuan mau beli barang). Kasusnya, sudah kirim uang tapi barang tidak dikirim. Setelah itu, sosmed korban akan diblok sehingga tidak bisa akses lagi tokonya (biasanya terjadi di sosmed). Ciri-ciri penipuan belanja online:

  • Harga barang jauh lebih murah (untuk menarik minat), bahkan terlalu murah sampai tidak masuk akal (sampai 80% lebih murah dari harga pasaran).
  • Tidak dapat foto produk / barang (karena memang barangnya tidak ada!).
  • Tidak ada testimoni / ulasan.
  • Tidak dapat menunjukkan resi pengiriman barang (meskipun penipu bilang sudah kirim setelah Anda sudah transfer).

 

Penipuan online
Ilustrasi penipuan online (Pixabay)

 

Tips Hindari Penipuan

Tips hindari penipuan online sebenarnya cukup mudah. Yang terpenting, Anda harus tetap waspada dan jeli terhadap informasi yang Anda dapatkan. Berikut beberapa tips menghindari penipuan online:

  • Cek identitas (foto produk, foto orang). Jika beli online dari akun perorangan / sosmed, mintalah penjual untuk memfoto produk yang ada di stok. Jika tidak bersedia, ada kemungkinan barang memang tidak ada (Anda hanya diminta kirim uang tanpa akan dikirim barang). Mintalah juga identitas jelas seperti akun sosmed yang terpercaya (foto asli atau lebih baik lagi jika ada tanda verifikasi centang) dan alamat toko offline (jika ada).
  • Selalu pelajari semua informasi yang ada di situs / app olshop Anda, termasuk cara cek keaslian penjual, informasi / edaran (yang menunjukkan dari mana saja informasi pihak tersebut yang asli + info penipuan yang pernah terjadi), dan cara laporkan penipuan (jika nanti Anda jadi korban).
  • Saat belanja online, lihat / mintalah ulasan / testimoni. Jika ada dan kelihatan baik (biasanya berupa screenshot chat komentar pembeli sebelumnya), pelajari apakah ulasan tersebut asli. Lihat bahasanya, gaya tulisannya, dan barang apa saja yang dibeli. Jika tidak ada ulasan / testimoni, sebaiknya hindari.
  • Jangan berikan data pribadi Anda di manapun, baik di sosmed, link, form, email, dan semua platform online lainnya. Data pribadi yang rawan untuk pembobolan, misalnya alamat lengkap, tanggal lahir, nama anggota keluarga, nomor KTP, nomor kartu ATM / kredit, nomor rekening.
  • Saat belanja online, periksa harganya. Jika harganya terlampau murah, maka kemungkinan barang tersebut KW (tidak original) atau malah penipuan. Tetap rasional dan jangan mudah teriming-imingi penawaran yang berlebihan.
  • Jika Anda sedang dalam proses ditipu dan Anda menyadarinya, jangan langsung pergoki. Pura-pura lugu dan ikuti alurnya. Ulur waktu sementara Anda menghimpun informasi yang dapat dibutuhkan sebagai bukti laporan ke polisi (nomor kontak, link, nomor rekening pelaku, dan lainnya). Tapi, jika Anda takut, maka langsung putus kontak / komunikasi dengan penipu saja.
  • Jangan asal instal app. Pastikan app tersebut resmi dari instansi terpercaya. Periksa juga, jika app tersebut meminta akses macam-macam di HP Anda, maka sebaiknya jangan izinkan aksesnya atau hapus saja.

Baca juga: Akses internet dengan aman pakai VPN

 

Jika Terlanjur Kena Penipuan Online

Meskipun sudah dihindari, bisa saja Anda jadi korban. Biasanya saat Anda sedang lengah, terburu-buru, atau penipu sudah sangat mahir sehingga Anda tidak dapat melakukan tindakan pencegahan (karena penipu sudah meretas sistem). Maka, ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan:

  • Segera laporkan kasus yang Anda alami. Lapor langsung ke kantor polisi atau lewat internet. Ada beberapa platform untuk lapor penipuan online:
    • Cekrekening.id. Situs ini resmi dikelola oleh Kementerian Kominfo untuk melaporkan rekening-rekening yang digunakan untuk menipu. Anda tinggal masukkan rekening penipu yang minta dikirimi uang lalu masukkan kronologi + bukti (struk transfer, bukti chat, dan lain-lain). Rekening tersebut akan diproses untuk diblokir.
    • Lapor.go.id. Situs ini dikelola oleh Polri. Karena dikelola polisi, maka situs ini juga menerima laporan tindakan kriminal lainnya (bukan hanya penipuan online).
  • Segera ganti data Anda di internet seperti email, password, pin, dan sebagainya. Bisa juga Anda segera ubah sosmed ke mode privat agar penipu tidak mudah akses.
  • Share pengalaman Anda di internet / cerita ke orang. Hal ini untuk membantu orang lain antisipasi dan waspada.

Baca juga: Pengalaman Pak Kris hampir kena penipuan online

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *