Bahan bakar / sumber energi kendaraan bermotor umumnya berasal dari minyak bumi, sehingga disebut bahan bakar minyak (BBM). BBM dibagi menjadi 2 jenis, yaitu bensin dan bahan bakar diesel. Selain pakai BBM, kendaraan juga sekarang banyak yang memakai listrik dan gas.
Pengemudi biasanya memilih tipe bensin Premium karena harga per liter-nya paling murah. Ini cara pandang yang salah menurut para ahli mesin. Menurut para ahli, pilihan BBM sebaiknya dicocokkan dengan tipe mesin pada mobil atau motor Anda. Tipe BBM yang harganya murah belum tentu lebih jelek dari tipe BBM mahal. Pertamax (mahal) belum tentu lebih bagus dibandingkan Pertalite (murah).
Daftar Isi:
Jenis BBM (Bahan Bakar Kendaraan)
Bensin
Bensin adalah hasil dari minyak bumi yang sudah disuling. Jenis bensin dibagi berdasarkan nilai oktan / RON (research octane number), yaitu jumlah persentase rantai oktana dalam ikatan kimianya. Jika bensin memiliki RON 90, artinya rantai oktannya 90%. Nilai oktan ini mempengaruhi kemampuan bensin tersebut untuk dikompresi oleh piston. Semakin tinggi nilai oktan suatu bensin, maka semakin bagus untuk digunakan oleh mesin dengan rasio kompresi yang lebih besar.
Proses pembakaran bensin dimulai saat masuk ke karburator atau injeksi untuk kemudian dicampur dengan udara. Campuran bensin dan udara kemudian berubah jadi gas dan masuk ke ruang pembakaran. Gas ditekan piston (kompresi) kemudian dibakar dengan percikan api dari busi. Bensin dengan RON rendah atau yang tidak cocok dengan rasio kompresinya bisa rawan terbakar tak terkendali sehingga membuat ‘knocking’ (di masyarakat dikenal dengan istilah ‘mesin nggelitik’).
Di Indonesia, Anda dapat membeli bensin di SPBU milik Pertamina, Shell, Total, maupun penjual eceran yang banyak ditemui di kota-kota kecil. Beberapa jenis bensin yang ada di Indonesia berdasarkan nilai oktannya yaitu:
- RON 88: Pertamina Premium. Ini tipe bensin reguler. Di Indonesia, produksi Premium semakin dikurangi agar masyarakat beralih ke RON 90. RON 88 cocok untuk mesin dengan rasio kompresi 7:1 sampai 9:1.
Mesin dengan rasio kompresi segitu sudah jarang di Indonesia. Sepeda motor baru pun rasio kompresi-nya minimal 9 atau lebih, misalnya: Honda Revo (9,3:1), Yamaha Mio (9,5:1), Suzuki Address (9,4:1). Jenis mesin ini tetap bisa pakai Premium, tapi tidak sebagus jika pakai bensin dengan RON di atasnya. Untuk mobil, rasio kompresi-nya sudah di atas 10:1 semua, sehingga tidak cocok pakai Premium.
- RON 90: Pertamina Pertalite, Total Performance 90, dan Shell Regular. RON ini cocok dipakai di mesin dengan rasio kompresi 9:1 sampai 10:1. Banyak kendaraan yang cocok pakai bensin RON 90. Contoh kendaraan yang cocok pakai RON 90 adalah Honda Supra X, Yamaha X-Ride.
- RON 92: Pertamina Pertamax, Total Performance 92, dan Shell Super. Cocok untuk mesin dengan rasio kompresi 10:1 sampai 11:1. Mesin ini banyak ditemukan di sepeda motor dan mobil. Contoh kendaraan yang cocok pakai RON 92 yaitu Honda Brio, Honda PCX, Nissan March.
- RON 95: Total Performance 95 dan Shell V-Power. Cocok untuk mesin dengan rasio kompresi 11:1 sampai 12:1. Banyak ditemukan di mobil dan beberapa jenis sepeda motor. Contoh kendaraan yang cocok dengan RON 95 yaitu Suzuki Satria, Kawasaki Ninja, Mitsubishi Outlander.
- RON di atas 95: Pertamina Pertamax Turbo (RON 98) dan Pertamax Racing (RON >100). Pertamax Turbo cocok untuk mesin dengan rasio kompresi 12:1 sampai 13:1, sementara Pertamax Racing cocok untuk di atas 13:1. Cocok untuk kendaraan sport atau balap.
Untuk mengetahui tipe RON bensin yang cocok dengan mesin kendaraan Anda, cek spesifikasi mesin di buku manual atau tanya langsung ke dealer. Efek yang terjadi jika Anda pakai bensin yang RON-nya tidak cocok dengan mesin Anda:
- Jika rasio kompresi mesin lebih besar dari RON bensin (pakai bensin yg lebih murah dari yg disarankan, misal mesin 11:1 pakai Pertalite), maka akan terjadi penumpukan karbon di ruang pembakaran. Hal ini membuat pembakaran tidak sempurna dan pengapian dini (pre-ignition) yang dapat merusak mesin.
- Jika rasio kompresi mesin lebih kecil dari RON bensin (pakai bensin yg lebih mahal dari yg disarankan, misal mesin 10:1 pakai Pertamax Turbo), maka bensin tidak dapat dibakar semua. Akibatnya, tarikan tidak bertenaga tapi polusi yang dihasilkan lebih banyak. Hal ini karena bensin RON tinggi lebih susah dibakar jika tidak dengan mesin dengan rasio kompresi tinggi.
- Sering menggunakan bensin yang tidak cocok dapat membuat lubang di mesin piston. Mesin akan mengalami knocking setiap dinyalakan. Masalah akan tambah parah jika kendaraan sering digunakan untuk menempuh jarak yang jauh.
Bahan Bakar Diesel
Bahan bakar diesel juga salah satu produk olahan minyak bumi. Kualitas diesel diukur dari nomor cetane-nya (Cetane Number / CN). CN dihitung dari persentase ikatan cetane dalam susunan kimianya. Contohnya, CN 48 artinya mengandung 48% ikatan cetane. Semakin tinggi CN-nya, semakin mudah diesel dibakar dan semakin sedikit residunya. Hal ini berbanding terbalik dengan RON (semakin tinggi RON semakin perlu rasio kompresi yang lebih besar agar bisa terbakar optimal).
Selain diesel reguler, ada juga biodiesel, yaitu bahan bakar diesel yang lebih ramah lingkungan karena dibuat dari tumbuhan (nabati) seperti biji jarak, kemiri, atau kacang tanah. Biodiesel bisa menjadi campuran bahan bakar diesel biasa. Kadar campurannya bervariasi, ada yang hanya 2% (disebut B2), 10% (B10), dll. hingga maksimal 20% (B20). Kandungan biodiesel > 20% belum bisa dipakai oleh mesin/teknologi masa kini, dan jika ini dipaksakan maka akan merusak mesin.
Berbeda dari diesel reguler yang selalu menghasilkan sulfur atau belerang setelah diolah dari minyak bumi menjadi bahan bakar diesel, biodiesel tidak mengandung sulfur, sehingga campuran biodiesel + diesel reguler memiliki kadar sulfur yang lebih rendah. Sulfur dapat menimbulkan kerak di saluran mesin dan membuat mesin ngelitik (knocking). Sulfur juga menyebabkan polusi karena saat diemisikan dapat terikat dengan karbon dioksida dan menjadi sulfur dioksida yang berbahaya bagi tubuh. Kandungan sulfur dinyatakan dengan ppm (parts per million).
Ada beberapa jenis bahan bakar diesel berdasarkan CN-nya, yaitu:
- CN 48: Pertamina Solar dan Total Performance Diesel. Solar cocok dipakai oleh mesin diesel teknologi lama dan mesin penunjang usaha (traktor, kapal nelayan, dan truk angkut). Saat ini campuran biodesel di solar (biosolar) masih diusahakan agar B20, sementara di Total Performance Diesel sudah B20. Solar punya kandungan sulfur 3500 ppm.
- CN 51: Pertamina Dexlite dan Shell Diesel Bio. Shell Diesel Bio sudah B20, sementara Dexlite belum. Kandungan sulfur Pertamina Dexlite sudah 1200 ppm sehingga lebih bagus dari CN 48.
- CN 53: Pertamina Dex, sudah B20. Kandungan sulfur Pertamina Dex jauh lebih sedikit, 300 ppm, sehingga jauh lebih bagus dibandingkan CN 48 dan CN 51.
Berikut hal-hal yang perlu Anda perhatikan jika pakai mesin diesel:
- Pilih bahan bakar diesel dengan CN tinggi dan kandungan sulfur rendah. CN tinggi dan kandungan sulfur rendah membuat bahan bakar lebih mudah terbakar (sedikit residu).
- Cek rutin dan ganti saringan bahan bakar tiap 10 ribu – 30 ribu km. Biodiesel dapat membersihkan sistem bahan bakar sehingga kotoran kemudian menumpuk di saringan bahan bakar.
- Jika kendaraan tidak akan sering dipakai, maka jangan diisi biodiesel. Biodiesel juga punya sifat menyerap air. Jika kendaraan sering dipakai maka tidak masalah. Tapi jika kendaraan sering disimpan, biodiesel di tangki dapat menyerap air sehingga bahan bakar akan mengandung air berlebih saat digunakan.
- Gunakan pelumas yang sesuai. Jenis pelumas dapat berbeda tergantung jenis bahan bakar diesel yang Anda pakai, termasuk jika pakai biodiesel.
Bahan Bakar Gas (BBG)
Bahan Bakar Gas (BBG) dapat dibeli di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Gas (SPBG). Agar kendaraan bisa diisi BBG, maka kendaraan Anda perlu dipasangi converter kit. Pemakaian BBG paling banyak oleh bajaj yang memang disubsidi oleh pemerintah.
Ada 2 tipe BBG:
- LGV (Liquified Gas for Vehicle). LGV berupa gas yang dicairkan, mirip gas LPG untuk memasak.
- Contoh LGV: Pertamina Vi-Gas. Mengandung RON >98. Bebas sulfur dan timbal. Sementara hanya tersedia 34 SPBG di Jabodetabek, Bandung, Cirebon, Semarang, Solo, Yogyakarta, Surabaya, dan Bali.
- CNG (Compressed Natural Gas). CNG adalah gas yang dikompresi/dimampatkan sehingga hanya memakan sedikit ruang/volume.
- Contoh CNG: Pertamina Envogas. Mengandung RON 120. CNG ini yang dipakai oleh bajaj. Lebih terbatas daripada LGV.
Masing-masing tipe memiliki kelebihan, sehingga keduanya masih tersedia di masyarakat. CNG diklaim lebih aman, sedangkan LGV lebih mudah diproduksi,
Cermati hal-hal berikut jika ingin menggunakan BBG:
- BBG jauh lebih irit dan lebih baik dibandingkan bensin karena RON-nya yang jauh lebih tinggi.
- Harga converter kit untuk memakai BBG sekitar Rp 15 – 18 juta. Alat ini dapat memakan tempat di dalam mobil dan menambah beban kendaraan hingga 50 kg.
- Pemasangan converter kit akan menghilangkan garansi kendaraan.
- SPBG masih belum banyak tersedia di Indonesia.
Listrik
Listrik adalah sumber energi kendaraan tapi bukan kategori bahan bakar (karena tidak melalui proses pembakaran). Hanya tipe mobil / sepeda motor listrik dan hybrid yang bisa diisi listrik. Kendaraan hybrid adalah tipe yang bisa diisi bensin dan listrik. Di Indonesia, Anda bisa mengisi listrik untuk kendaraan di Stasiun Pengisian Listrik Umum (SPLU) milik PLN atau Pertamina.
Biaya listrik lebih murah dari biaya bensin (dengan tarif listrik Rp 1.650 / kWh). Contoh: biaya bahan bakar jika pakai listrik sekitar Rp 32.000 untuk menempuh jarak 100 km, sementara jika pakai bensin bisa lebih dari Rp 50.000. Tapi walau biaya energinya lebih murah, harga beli kendaraan listrik di Indonesia masih lebih mahal daripada kendaraan yang pakai bensin atau diesel.
Dari sudut pandang biaya total seumur hidup kendaraan (ongkos beli + operasional), kendaraan listrik per tahun 2019 masih cenderung lebih mahal dibandingkan kendaraan non-listrik.
Cara Hitung Seberapa Hematkah Mesin Mobil / Motor
Cara hitung konsumsi bahan bakar kendaraan (berapa km/liter bensin) :
- Ukuran tangki kendaraan
- Jika tidak punya info ini, cek dari total isian bensin saat isi bensin dari kosong menjadi full
- Caranya: Gunakan kendaraan Anda hingga indikator bensin mendekati habis. Semakin sedikit sisa bensin di tangki maka akan semakin akurat penghitungannya. Lalu isi tangki sampai penuh. Catat total isian bensin (berapa liter & tipe bahan bakar)
- Jarak tempuh Anda untuk menghabiskan isi tangki
- Cara paling mudah = Gunakan histori perjalan Anda yang dicatat di Google jika Anda pakai HP Android
- Bawa HP Anda setiap bepergian supaya perjalanan Anda tercatat oleh Google. Alternatifnya, Anda bisa catat sendiri jarak tempuh setiap Anda bepergian pakai kendaraan tersebut. Jarak bisa dicek lewat aplikasi peta seperti Google Maps atau Waze.
- Konsumsi = jarak tempuh DIBAGI ukuran tangki
Contoh:
Anda menggunakan kendaraan (sepeda motor) dengan data berikut:
- Tangki bensin: 4 liter
- Jarak tempuh: 200km
- Konsumsi bensin Anda = jarak tempuh / total bensin yang dikonsumsi = 200 km / 4 liter = 50 km / liter
Angka di atas berarti: Kendaraan Anda perlu 1 liter bensin untuk menempuh jarak 50 km. Jika eksperimen ini menggunakan Pertalite yang harganya Rp 7.650 / liter, ini berarti ongkos transport motor Anda = Rp 7650 / 50km = Rp 153 /km. Sebelum berpikir bahwa ini sangat murah dibandingkan ongkos naik ojek online, ingat bahwa biaya ini belum termasuk ongkos parkir dan biaya membeli kendaraan Anda & perawatan rutinnya (maintenance reguler).
Tips Hemat BBM
- Pakai bahan bakar yang sesuai. Lihat rasio kompresi mesin kendaraan Anda dan isi bensin dengan RON yang sesuai. Untuk diesel, gunakan bahan bakar dengan nomor CN yang tinggi.
- Jaga putaran mesin di kisaran 2000 – 3000 rpm. Jika ingin naikkan transmisi, lakukan sebelum mencapai 3000 rpm. Jika kendaraan Anda sudah dilengkapi eco indicator, maka jaga putaran mesin supaya eco indicator terus menyala.
- Perhatikan transmisi Anda. Jangan masuk ke gigi tinggi jika macet atau jalan menanjak karena kendaraan akan semakin berat dan perlu banyak energi. Jika melaju di kecepatan tinggi, naikkan gigi agar putaran mesin terjaga.
- Jangan suka rem mendadak. Mengerem mendadak berakibat perlunya Anda akselerasi untuk melaju kembali, dan itu membutuhkan banyak energi. Rem kendaraan Anda dari jarak jauh supaya kendaraan tidak perlu mengurangi banyak kecepatan. Jika kendaraan di depan Anda sudah berjalan kembali, Anda dapat melanjutkan laju kendaraan tanpa perlu terlalu menekan pedal gas.
- Set temperatur AC yang optimum: Tidak terlalu panas/dingin. Perbedaan kecil seperti 1°C pada settingan AC akan memakan bahan bakar yang lebih banyak.
- Rencanakan rute Anda dengan aplikasi peta (Google Maps atau Waze) sehingga Anda dapat menghindari macet, rute terlalu jauh, jalan rusak, dan faktor lain yang bisa membuat Anda boros bensin.
- Pakai oli yang sesuai, dan ganti komponen mesin sesuai jadwal (seperti filter udara, busi, dan karburator). Kinerja mesin yang terawat akan lebih efisien sehingga pembakaran bahan bakar pun lebih hemat.
- Manfaatkan fitur start & stop engine yang membuat mesin Anda mati saat berhenti di persimpangan atau saat macet. Mematikan mesin saat kendaraan tidak berjalan dapat mengurangi pembakaran bahan bakar.
- Kurangi beban kendaraan. Semakin berat beban kendaraan maka semakin besar energi yang diperlukan untuk menggerakkan kendaraan, sehingga semakin banyak punya bahan bakar yang perlu dikonsumsi.