Masa pandemi membuat sebagian masyarakat kerja di rumah / work from home. Sayangnya, tidak semua masyarakat dapat work from home. Beberapa pekerjaan yang tidak dapat dilakukan di rumah, misalnya:
- Pekerja di medis. Terutama di masa pandemi ini, pekerja medis (dokter / perawat) justru dibutuhkan di fasilitas-fasilitas kesehatan.
- Pekerja pabrik. Di rumah jelas tidak ada alat / mesinnya. Jika tidak bekerja, maka produksi akan berhenti dan tidak ada suplai kebutuhan untuk masyarakat.
- Petani / nelayan. Sama seperti pekerja pabrik, hasil alam petani dan nelayan selalu dibutuhkan oleh masyarakat.
- Front liner. Pekerjaan ini misalnya cs, pelayan toko, pegawai restoran, teller bank, dan lain-lain. Peran mereka dibutuhkan agar perekonomian masyarakat tetap terus berjalan selama pandemi.
- Pekerja jasa, misalnya tukang ojek (online), layanan servis, layanan hukum / pemerintahan, dan lainnya. Bidang-bidang ini krusial bagi pelayanan masyarakat dan sewaktu-waktu dapat dibutuhkan.
Kerugian Kerja di Rumah
Bahkan sejak sebelum masa pandemi, sudah ada wacana pemerintah untuk membuat sistem kerja di rumah. Kerja di rumah ini menimbulkan beberapa pihak yang pro / kontra. Beberapa kerugian kerja di rumah:
1. Boros Internet
Ini yang paling terasa. Jika biasanya internet di kantor disediakan gratis pakai Wifi, maka saat wfh = kuota disediakan sendiri. Tidak semua kantor memberi subsidi kuota gratis, kecuali untuk pekerjaan-pekerjaan yang butuh video call rutin misal tutor online.
2. Distraksi Orang Rumah
Terutama jika Anda tidak tinggal sendirian. Jika punya anak, maka anak Anda bisa jadi distraksi (rewel, minta makan, mengajak main, dan sebagainya). Jika tinggal bersama orang tua, maka Anda punya kewajiban juga untuk membantu orang tua. Hal-hal seperti ini kadang terjadi di jam kerja Anda, jadi pekerjaan Anda sedikit terganggu.
3. Jam Kerja Tidak Tentu
Jika kerja di kantor, Anda punya waktu kerja jelas. Banyak pekerjaan wfh yang dapat dilakukan kapan saja (asal jam kerja per hari tercapai). Jenis pekerjaan seperti ini tidak mengharuskan Anda bekerja dari jam sekian ke jam sekian, sehingga Anda akan mencampur jam kerja dan jam rumah. Misal kerja dua jam, lalu melakukan pekerjaan rumah beberapa jam, lalu bekerja lagi. Hal ini akan membuat Anda lebih lelah dan tidak fokus mengerjakan semua pekerjaan tersebut.
4. Kurang Kehidupan Sosial
WFH membuat Anda tidak bersosialisasi langsung dengan rekan kerja. Apalagi di masa pandemi ini, kegiatan-kegiatan seperti kumpul atau main bareng sepulang kerja juga tidak dapat dilakukan. Sebagai makhluk sosial, manusia perlu terus menjalin hubungan sosial dengan orang lain. Sebenarnya hal ini dapat disiasati dengan video call beramai-ramai dengan rekan kerja sekali-kali.
5. Kurang Rasa Kompetisi
Ada beberapa orang yang butuh kondisi berkompetisi langsung agar produktif kerja. WFH membuat kondisi bekerja tidak sekompetitif di kantor (tidak melihat kerja rekan kantor lain secara langsung). Orang-orang seperti ini butuh sense kompetisi agar dirinya terpacu untuk selalu produktif. Akhirnya, orang-orang seperti ini malah tidak produktif selama WFH.
Keuntungan Kerja di Rumah
Sebagian masyarakat justru merasa bahwa kerja di rumah lebih menyenangkan dan menguntungkan. Berikut beberapa alasannya:
1. Hemat Biaya
Meskipun boros internet, kerja di rumah bisa menghemat biaya lainnya. Biaya ini misalnya biaya transportasi, makan siang, dan biaya sosial (biaya jajan, nongkrong sehabis pulang kerja, dan lain-lain). Bisa juga kerja di rumah membuat Anda tidak perlu kos sehingga hemat biaya kos juga (lumayan banyak, sekitar Rp 500 ribu – Rp 1 jutaan).
2. Lebih Nyaman di Rumah
Situasi kantor kadang tidak sesuai dengan Anda, misal kotor, berisik, panas, tidak privat, dan sebagainya. Jika kerja di rumah, Anda dapat membuat kondisi ruang kerja Anda sesuai dengan kenyamanan Anda. Jika kondisi nyaman maka jelas produktivitas pasti akan meningkat.
3. Dekat Dengan Keluarga
Resiko bekerja, apalagi jika jarak kantor – rumah jauh = kurang waktu dengan keluarga. Anda harus berangkat pagi dan pulang malam tanpa dapat berinteraksi banyak dengan anggota keluarga lain. Dengan kerja di rumah maka Anda dapat selalu berinteraksi dengan keluarga. Meskipun kadang interaksi ini membuat pekerjaan Anda sedikit terdistraksi.
4. Hemat Waktu
Kerja di rumah = tidak perlu menghabiskan waktu untuk pulang pergi ke kantor. Jika perjalanan Anda ke kantor 1 jam, maka pulang pergi = 2 jam. Dengan kerja di rumah Anda dapat menghemat waktu hingga 2 jam per hari = 10 jam per minggu (jika 5 hari kerja). Waktu tambahan ini dapat Anda manfaatkan untuk melakukan hobi, refreshing, berkumpul dengan keluarga, dan hal-hal lainnya.
5. Bebas Menentukan Jam Kerja
Terutama pekerjaan dengan jam kerja fleksibel, Anda akan dapat menentukan sendiri jam kerja Anda. Ada orang yang lebih suka kerja di malam hari karena tidak ada gangguan (tidak berisik, tidak beraktivitas dengan keluarga, dan lainnya). Ada juga yang lebih suka kerja pagi jadi sore sudah selesai dan bisa melakukan aktivitas lain. Banyak juga yang bekerja secara melompat-lompat tergantung kesibukan dan kenyamanan bekerja.
Tips Kerja di Rumah saat Masa Corona
Kondisi karantina seperti ini membuat banyak pekerja suka tidak suka harus bekerja di rumah. Berikut beberapa tips agar tetap produktif selama kerja di rumah:
1. Jaga Kesehatan
Di masa pandemi ini, hal terpenting adalah jaga kesehatan. Meskipun kerja di rumah, tetap bangun pagi dan makan yang cukup. Tetap jaga pola tidur meskipun kerja di malam hari. Justru kerja di rumah = lebih mudah jaga kesehatan karena tidak buang tenaga di jalan, tidak kena polusi, dan tidak kena lingkungan yang kotor di perjalanan / kantor. Tetapi, fleksibilitas kerja di rumah malah rentan membuat Anda sakit, misalnya karena jam kerja fleksibel jadi jam makan dan jam tidur terganggu.
2. Buat Space Kerja
Buat space khusus untuk bekerja. Anda bisa manfaatkan ruang kosong, di ruang belajar (perpustakaan mini), atau manfaatkan sudut-sudut kosong di ruang yang sudah ada. Misalnya, Anda bisa atur sudut kamar dengan memberi meja dan perlengkapan kerja Anda. Space ini berguna untuk memberi batas area kerja Anda. Jangan bawa urusan selain pekerjaan ke area ini, misalnya sambil makan, mengasuh anak, atau bermain game. Sebaliknya, jangan juga bawa pekerjaan Anda keluar dari area ini, misal membawa laptop ke ruang makan. Pembatasan ini berguna agar Anda tetap fokus bekerja dan segera menyelesaikan pekerjaan dahulu sebelum melakukan hal lain.
3. Kurangi Distraksi
Kurangi distraksi selama Anda bekerja. Hindari menaruh barang-barang yang tidak berhubungan dengan pekerjaan di area kerja, misalnya novel, gadget, alat musik, dan lain-lain. Selain itu, beri pengertian kepada anggota keluarga lain bahwa Anda bekerja dari jam sekian sampai jam sekian di ruang kerja Anda. Hal ini agar anggota keluarga lain tidak menjadi distraksi selama Anda menyelesaikan pekerjaan.
4. Tentukan Waktu Kerja
Tetap tentukan waktu kerja Anda. Anda bisa tetapkan waktu misalnya mengikuti jam kerja kantor (9 pagi – 5 sore). Biasanya banyak kantor juga mensyaratkan jam ini. Jika Anda bisa memilih jam kerja sesuai kenyamanan Anda, maka tetap disiplin dan sebaiknya selesaikan pekerjaan langsung, misal langsung 8 jam berturut-turut.
5. Update Kegiatan Rekan Kerja / Atasan
Komunikasi selalu dengan atasan dan rekan kerja. Selain agar kordinasi pekerjaan selalu lancar, mengetahui kabar rekan kerja juga penting untuk membangun atmosfer bekerja di rumah. Jika lama tanpa kabar, kemungkinan Anda dapat merasa malas karena merasa bahwa rekan Anda tidak mengerjakan pekerjaannya. Hal ini jelas mengganggu produktivitas kerja di rumah.