Home » Rumah » 10 Metode & 5 Tips Bercocok Tanam secara Hidroponik

10 Metode & 5 Tips Bercocok Tanam secara Hidroponik

Hidroponik adalah teknik budidaya tanaman yang meminimalisir penggunaan tanah. Secara teori, tanaman tidak membutuhkan tanah, namun hanya membutuhkan mineral dan zat hara yang terkandung dalam tanah. Dalam budidaya hidroponik mineral dan nutrisi yang dibutuhkan oleh tanaman diganti dengan sekam / arang dan vitamin tambahan lain. Hidroponik merupakan budidaya bercocok tanam yang paling sesuai untuk lokasi minim lahan. Hidroponik sangat cocok untuk Anda yang tinggal di wilayah perkotaan karena Anda tetap bisa bercocok tanam dengan memanfaatkan space yang minim. 

Di masa pandemi seperti saat ini hampir semua kegiatan keluarga beralih menjadi di rumah saja. Anda bisa memanfaatkan waktu selama di rumah dengan mencoba bercocok tanam secara hidroponik. Selain bisa mempercantik rumah, Anda juga bisa memanfaatkan waktu bersama keluarga dengan menanam dan merawat tanaman. Berikut telah kami rangkum informasi seputar metode tanam hidroponik dan tips menanam secara hidroponik di rumah.

 

Metode Tanam Hidroponik

Ada cukup banyak metode hidroponik yang dapat diterapkan di rumah, mulai dari metode yang dapat digunakan di lahan minim hingga metode yang biasanya digunakan untuk lahan pertanian. Berikut telah kami rangkum 10 metode tanam secara hidroponik beserta kelebihan dan kekurangan dari masing-masing metode, yaitu:

1. Wick System

Ilustrasi Wick System Hidropnik
Ilustrasi Wick System Hidropnik

Metode hidroponik wick system merupakan metode yang cukup sederhana. Pemberian nutrisi pada metode ini dialirkan melalui sumbu. Biasanya sumbu dibuat menggunakan kain flanel atau bahan jenis lain yang mudah menyerap air. Pada wick system ini media yang digunakan adalah rockwool, perlite, batu kerikil, vermiculite, hydroton, sekam bakar, dan cocopeat. Ada beberapa keuntungan yang didapatkan jika Anda menerapkan metode ini, yaitu:

  • Tidak membutuhkan mesin, semua dapat diproses secara manual
  • Suplai vitamin yang teratur
  • Biaya perawatan murah
  • Biaya pembuatan dan pemasangan alat cenderung lebih murah

Sedangkan kekurangan dari metode ini yaitu jumlah asupan vitamin dan nutrisi yang lebih boros serta jumlah air harus selalu dipastikan agar tidak lebih / kurang dari batas minimumnya.

2. Water Culture System

Ilustrasi Water Culture System Hidroponik
Water Culture System Hidroponik

Metode ini mudah untuk diterapkan dan dapat dibuat dengan memanfaatkan barang-barang bekas yang ada di rumah. Cara menanam dengan metode water culture system adalah dengan menempatkan tanaman pada styrofoam yang sudah dilubangi dan meletakkannya di atas bak berisi air. Air dalam metode water culture system akan berisi nutrisi dan vitamin yang dibutuhkan. Sirkulasi oksigen pada metode ini didapatkan melalui aerator /  airstone / pompa oksigen. Kelebihan sistem ini adalah:

  • Tanaman mendapat suplai air terus menerus
  • Hemat nutrisi dan air
  • Perawatan cukup mudah karena tidak membutuhkan penyiraman teratur
  • Biaya pembuatan murah

Sedangkan beberapa kerugian yang didapatkan dari penerapan water culture system adalah akar tanaman lebih rentan busuk serta bantuan oksigen ke tanaman akan sulit jika tidak didukung oleh aerator. 

3. Nutrient Film Technique (NFT)

Gambar nutrient Film Technique
Nutrient Film Technique Hidroponik

Sistem NFT ini cukup populer di Indonesia karena umumnya petani menggunakan metode ini untuk bercocok tanam secara hidroponik. Dengan metode NFT ini Anda setidaknya harus menyiapkan bed / tempat meletakkan tanaman. Untuk di Indonesia sendiri Bed NFT masih sulit untuk didapatkan, biasanya para petani Indonesia menggunakan pipa PVC / talang genting rumah. Sedangkan untuk tangki penampungan biasanya memanfaatkan ember besar atau tandon air dan pompa untuk mengalirkan nutrisi biasanya menggunakan pompa kolam ikan dengan bantuan selang untuk mendistribusikan vitamin dan nutrisi secara menyeluruh. Beberapa kelebihan metode  NFT adalah:

  • Tanaman dapat memperoleh asupan nutrisi, air dan oksigen secara terus-menerus karena air mengalir terus ke tanaman
  • Hemat nutrisi dan air
  • Perawatan tidak membutuhkan penyiraman

Namun metode ini memiliki beberapa kekurangan, salah satunya adalah resiko penularan penyakit pada tanaman lebih besar, biaya pembuatan yang cukup mahal dan sangat bergantung pada listrik.

4. Ebb & Flow System

Metode Pasang Surut Hidroponik
Ebb & Flow System Hidroponik

Metode ebb & flow system merupakan metode hidroponik yang memanfaatkan pasang surut air untuk mengalirkan nutrisi dan oksigen ke tanaman. Metode ini memanfaatkan fase pasang dan surut sebagai metode irigasinya. Pada saat fase pasang, tanaman akan dibanjiri oleh nutrisi vitamin dan air. Kemudian saat fase surut di mana air dan nutrisi akan dikurangi dan dialirkan kembali ke tandon air. Metode ini memiliki beberapa keunggulan, yaitu:

  • Lebih hemat listrik karena pompa tidak perlu dinyalakan terus-menerus
  • Perawatan yang baik akan membuat tanaman tumbuh lebih cepat dan kualitasnya lebih unggul
  • Biaya pembuatan lebih murah dibandingkan metode NFT

Namun ada beberapa kekurangan dari metode ebb & flow system hidroponik ini, yaitu tingkat kesulitan untuk pembuatan metode hidroponik jenis ini cukup tinggi serta lebih boros air.

5. Drip System

Contoh Drip System Hidroponik
Hidroponik Drip System

Drip System atau yang dikenal juga dengan hidroponik tetes memanfaatkan pengatur waktu untuk meneteskan nutrisi ke tanaman. Pengatur waktu akan disesuaikan dengan jenis tanaman yang akan ditanam. Penerapan metode drip umumnya membutuhkan lahan yang luas, selain itu hanya tanaman besar seperti umbi-umbian atau buah-buahan yang cocok menggunakan metode ini. Ada beberapa keuntungan dari metode ini, yaitu:

  • Cairan nutrisi langsung diteteskan ke akar tanaman
  • Akar tanaman mendapatkan asupan oksigen yang cukup karena bagian akar tidak tergenang air, sehingga kemungkinan tanaman busuk menjadi lebih kecil
  • Tidak membutuhkan tandon penampung nutrisi / cairan
  • Kemungkinan gagal tanam kecil

Sedangkan salah satu kerugian metode tanam drip system adalah tidak semua akar tanaman terkena nutrisi, terlebih jika media tanam yang digunakan berupa batu licin, kemungkinan akar di bagian lain sulit mendapatkan asupan nutrisi.

6. Aeroponyc / Aeroponik

Ilustrasi Metode Aeroponik
Ilustrasi Metode Aeroponik

Aeroponik merupakan salah satu metode dalam hidroponik yang menyemburkan zat hara tanaman melalui kabut agar langsung dapat megenai akar tanaman. Sistem ini mengandalkan media tanam styrofoam yang telah dilubangi dan diberikan rockwool. Akar tanaman akan dibiarkan menggantung agar dapat menerima asap kabut berisi nutrisi yang dialiri melalui sprinkles lebih mudah. Metode ini sangat cocok untuk diterapkan jika Anda memiliki lahan pekarangan yang sempit. Beberapa keuntungan metode ini yaitu:

  • Menghemat lahan lebih banyak dibanding sistem lain
  • Meminimalisir penggunaan air
  • Kemungkinan akar tanaman busuk lebih kecil

Sedangkan salah satu kerugian metode ini adalah tidak semua tanaman cocok untuk ditanam dengan cara ini, hanya tanaman seperti selada, kangkung dan bayam saja yang cocok untuk ditanam dengan metode ini. Selain itu, biaya pembuatan metode ini juga cukup mahal.

7. Bubbleponics

Gambar Metode Hidroponik Bubbleponic
Metode Hidroponik Bubbleponic

Metode gelembung merupakan metode yang lebih sering dikenal dengan deep water culture (DWC). Metode ini menumbuhkan tanaman secara mengambang di atas larutan nutrisi. Larutan nutrisi ini berguna untuk membuat akar tanaman lebih cepat tumbuh. Cara ini biasanya khusus digunakan pada tahap awal karena terbukti dapat mempercepat pertumbuhan akar tanaman.

8. Deep Flow Technique (DFT)

Ilustrasi DFT Hidroponik
Deep Flow Technique Hidroponik

Deep flow technique (DFT) merupakan salah satu metode hidroponik yang meletakkan akar tanaman sekitar 4-6 cm ke dalam larutan nutrisi. Metode ini dapat diterapkan baik di lahan vertikal maupun horizontal. Sistem ini mensirkulasi tanaman secara terus-menerus selama 24 jam di dalam rangkaian aliran tertutup. Tanaman yang cocok untuk  menggunakan metode ini adalah tomat, brokoli, bayam, kangkung, strawberry, pokchoi dan bawang. Keunggulan metode ini yaitu:

  • Jika listrik padam, tanaman sistem masih bisa mendapatkan supply nutrisi kedalaman akar
  • Tanaman tidak mudah kering / mati

Sedangkan salah satu kerugian penerapan metode ini yaitu dibutuhkan pengecekan rutin karena kemungkinan akar membusuk lebih besar.

9. Fertigasi

Metode Tanam Hidroponik Fertigasi
Metode Hidtroponik Fertigasi

Fertigasi merupakan singkatan dari fertilisasi/pemupukan dan irigasi. Dalam metode ini pemberian pupuk dan nutrisi dilakukan secara bersamaan. Metode ini cocok untuk diterapkan pada tanaman tomat, melon, timun dan paprika. Media tanam yang digunakan dalam metode ini adalah sekam, cocopeat, rockwool, perlite, zeolite dan permiculate. Umumnya para petani akan menggunakan sekam atau rockwool karena harganya relatif lebih terjangkau. Dalam metode ini nutrisi diberikan sekitar 3-6 kali sehari dengan durasi 5-10 menit per waktu pemberian nutrisi.

Salah satu keuggulan metode ini adalah tanaman tidak terlalu bergantung pada listrik. Namun kekurangan dari metode ini adalah modal awal yang cukup mahal serta tidak bisa diterapkan oleh pemula. Umumnya metode ini hanya bisa diterapkan oleh orang yang telah memiliki pengalaman di bidang pertanian.

10. Bioponic

Ilustrasi Bioponik hidroponik
Ilustrasi Bioponik hidroponik

Bioponik hidroponik adalah sebuah metode hybrid yang memadukan antara sistem tanam hidroponik melalui pertanian organik. Metode ini berupaya menggabungkan dua kebaikan dari metode hidroponik dan pertanian organik. Metode ini sangat mudah untuk diaplikasikan di rumah. Umumnya bahan yang dibutuhkan juga lebih murah karena hanya memanfaatkan botol bekas, tanah sebagai media tanam serta nutrisi yang diletakkan di bawah media tanam dan langsung mengenai akar tanaman. Beberapa keuntungan menggunakan metode bioponik hidroponik ini adalah:

  • Ramah lingkungan karena tidak menggunakan pestisida dan pupuk anorganik
  • Biaya pembuatan lebih hemat
  • Metode ini lebih hemat air dibandingkan metode hidroponik lainnya

Baca juga: Aquaponik: Cara Kerja & Tips Pembuatannya

 

Tips Menanam Hidroponik di Rumah

Dengan adanya metode hidroponik Anda bisa memanfaatkan halaman rumah yang sempit untuk ditanami sayuran / buah-buahan / bunga yang sesuai dengan preferensi Anda. Terlebih selama pandemi COVID 19 ini, tentunya lebih banyak waktu yang dihabiskan #dirumahaja. Untuk itu cek beberapa tips menanam hidroponik di rumah yang telah kami rangkum berikut:

1. Pilih Metode Hidroponik yang akan Digunakan

Ada banyak metode hidroponik yang dapat Anda terapkan di rumah. Setiap metode memiliki kelebihan dan kekurangan masing-masing. Umumnya kekurangan utama dari metode hidroponik adalah listrik. Jika Anda tidak ingin menambah beban anggaran listrik bulanan, Anda bisa mencoba metode hidroponik yang tidak terlalu bergantung pada listrik misalnya menerapkan metode bioponik atau wick system. Selain itu jika lahan yang dimiliki terbatas, sebaiknya Anda pilih metode hidroponik yang dapat diaplikasikan secara vertikal sebagai contoh, Anda bisa menerapkan metode aeroponik.

2. Pilih Tanaman yang Cocok

Sebelum memutuskan untuk menggunakan metode hidroponik, sebaiknya Anda melakukan riset terlebih dahulu tanaman yang cocok / tidak cocok untuk ditanam secara hidroponik. Anda juga harus mengetahui bahwa tidak semua tanaman dapat tumbuh dengan baik menggunakan metode ini. Berikut beberapa jenis tanaman yang dapat dibudidayakan secara hidroponik, yaitu:

  • Sayuran: selada, arthicoke, asparagus, brokoli, bayam, bawang pre, kecambah, endive, kailan, kangkung, kubis, pakcoy, sawi manis, sawi hijau, seledri dan silverbeat.
  • Bunga: bromeliads, caladium, cana, african violet, aphelandra, aster, begonia, anthurium, antirrhinim, carnation, krisan, cymbidiums, dahlia, ferns, ficus freesia, dieffenbachia, dracaena, impatiens, gerbera, gladiolus, monstera, palms, roses dan stock.
  • Tanaman herbal: thyme, watercress, marjoram, sage, rosemary, parsley, mustard cress, basil, chicory, chives, fennel, lavender, lemon balm dan mint
  • Sayuran buah: zucchini, timun, okra, tomat, kacang polong, cabe dan terong
  • Umbi-umbian: wortel, ubi jalar, bawang merah, bawang putih, lobak, kentang, talas dan ubi
  • Buah-buahan: Semangka, kismis hitam, kismis merah, strawberry, pepaya, markisa, melon, blueberry, pisang dan nanas

3. Buat Jadwal Penyiraman dan Pemberian Nutrisi

Ada baiknya Anda menetapkan jadwal pemberian nutrisi pada waktu yang sama, misal: jika pemberian nutrisi minimal 3 kali sehari, maka buatlah jadwal di waktu yang sama setiap harinya untuk pemberian nutrisi. Sebaiknya beri rentang jeda waktu yang sama setiap kali pemberian nutrisi. Untuk jadwal nutrisi 3 kali sehari Anda bisa memberikan jeda setiap 8 jam sekali. Cara ini berguna untuk mencegah asupan nutrisi atau pemberian air yang berlebih pada tanaman serta mencegah akar tanaman menjadi busuk.

4. Pilih Nutrisi secara Tepat

Ada cukup banyak pilihan nutrisi yang dapat digunakan untuk metode tanam hidroponik. Anda juga bisa memilih untuk menggunakan nutrisi organik maupun anorganik. Pastinya pilih yang tepat dan sesuai kebutuhan. Untuk memilih nutrisi / unsur hara yang cocok, Anda perlu memahami terlebih dahulu bahwa dalam bercocok tanam secara hidroponik ada yang dikenal dengan unsur hara makro dan unsur hara mikro. Keduanya sangat dibutuhkan dan penting untuk perkembangan tanaman serta tidak dapat digantikan dengan unsur lain.

  • Unsur hara makro terdiri dari nitrogen (N), fosfor (P), kalium (K), kalsium (Ca), magensium (Mg) dan belerang (S)
  • Unsur hara mikro terdiri dari besi (Fe), tembaga (Cu), seng (Zn), mangan (Mn), molibdenum (Mo), baron (B), natrium (Na) dan klorine (Cl).

Kebutuhan unsur hara masing-masing tanaman biasanya berbeda-beda. Untuk itu, pastikan Anda mengetahui dengan baik kebutuhan nutrisi yang sesuai dan tepat dengan jenis tanaman yang Anda tanam.

5. Cek Akar Tanaman secara Berkala

Jika metode hidroponik yang dipilih adalah metode yang membenamkan akar tanaman ke air, sebaiknya Anda melakukan pengecekan pada akar tanaman secara berkala. Pengecekan akar secara berkala ini sangat penting karena selain mengecek kondisi akar Anda juga dapat mengecek kadar air dan asupan nutrisi yang diterima tanaman. Selain itu, Anda juga bisa mengecek pertumbuhan akar serta hama yang ada pada akar tanaman. Pengecekan secara berkala juga berguna untuk mencegah akar busuk karena kekurangan oksigen dan terlalu banyak menerima asupan air dan nutrisi.

Baca juga: Rekomendasi & Tips Pilih Tanaman Dalam Rumah

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *