Home » Parenting » Mainan Anak: Mainan Edukasi dan Tips Pilih Mainan

Mainan Anak: Mainan Edukasi dan Tips Pilih Mainan

Mainan anak merupakan media yang baik untuk proses stimulasi perkembangan anak. Anak bisa bermain sambil belajar jika Anda memilih mainan anak anak yang tepat. Anda bisa melatih kemampuan dan potensi anak Anda melalui jenis mainan edukasi. 

Mainan edukasi adalah mainan anak yang memberi manfaat pembelajaran bagi anak. Mainan edukasi dapat mendorong stimulasi perkembangan anak dari segi :

  • Perkembangan fisik
  • Motorik kasar
  • Motorik halus
  • Kognitif (kemampuan berpikir)
  • Perkembangan psikososial.

 

Jenis Mainan Edukasi

Pilih mainan edukasi yang sesuai dengan usia anak Anda. Pemilihan jenis mainan edukasi yang sesuai akan membuat fungsi mainan edukasi menjadi maksimal. Berdasarkan stimulusnya, mainan edukasi terbagi atas 3 jenis, yaitu:

1. Stimulasi Motorik

Stimulasi motorik berupa rangsangan yang diberikan kepada anak di usia 0-5 tahun. Terdapat dua jenis stimulasi motorik yaitu motorik kasar dan motorik halus.

Motorik kasar berhubungan dengan gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar. Motorik kasar mempengaruhi kemampuan si kecil untuk duduk, merangkak, berjalan, hingga berlari. Sedangkan motorik halus berhubungan dengan keterampilan fisik yang melibatkan otot kecil dan koordinasi mata dan tangan.

Berikut contoh permainan yang dapat membantu stimulasi motorik kasar dan motorik halus pada anak.

A. Motorik Kasar

12-18 Bulan 18-24 Bulan 2-3 Tahun 3-4 Tahun 4-5 Tahun 5-6 Tahun
Latihan berjalan dengan cara titah/dorong mainan Melempar/menendang bola Main perosotan dan ayunan Main sepeda roda tiga Bermain lompat tali Main sepeda roda dua/sepatu roda
Latihan merangkak Bermain sepak bola di taman Main lompat katak Berlari dengan beberapa rintangan Berjalan di papan keseimbangan Bermain sepak bola/baseball
Latihan keseimbangan dengan mengambil mainan di lantai Bantu membereskan mainan Main sepeda roda tiga Lempar bola basket kecil Melompat dengan satu kaki Menari
Naik turun tangga Memanjat di arena bermain Bermain hula hoop Bermain sepak bola atau lempar bola Bermain lompat tali
Bermain kuda goyang Berenang Berenang Berenang Berenang

 

B. Motorik Halus

Motorik halus penting untuk dilatih sejak anak masih bayi. Stimulasi motorik halus biasanya dimulai dari refleks menggenggam pada bayi. Motorik halus yang berkembang dengan baik akan mendukung kemampuan menulis (memegang alat tulis) pada anak.

Motorik halus dapat dilatih sejak bayi usia 3 bulan dengan cara menggenggam benda sekitar seperti mainan gemerincing atau boneka kecil. Hal ini akan melatih koordinasi mata dan tangan bayi. Berikut beberapa mainan bayi yang dapat membantu melatih motorik halus.

Mainan Anak
Playdoh Mainan Bayi

 

Mainan Anak Anak
Pasir Kinetik Mainan Bayi

2. Stimulasi Kognitif

Kecerdasan dipengaruhi oleh kemampuan kognitif. Kemampuan kognitif adalah cara atau proses berpikir, termasuk mengingat, memecahkan masalah, dan mengambil keputusan. Kemampuan kognitif harus dilatih sejak kecil agar anak memiliki kecerdasan yang baik hingga dewasa nanti.

Stimulasi kognitif bisa dilakukan dengan cara memberikan mainan anak yang edukatif. Berikut mainan anak anak yang dapat mendukung perkembangan kognitif.

Mainan Anak Anak
Balok Mainan Anak

 

Mainan Anak
Flash Card Sayur Buah

 

3. Stimulasi Psikososial

Perkembangan psikososial berkaitan dengan emosi dan perkembangan pribadi manusia. Psikososial juga berhubungan dengan pola perilaku sosial anak terhadap orang lain. 

Perkembangan psikososial pada anak penting bagi psikologi anak karena menyangkut pembentukan rasa percaya diri serta kemandirian dalam kehidupan si anak nantinya. Stimulasi psikososial pada bayi dapat dilakukan dengan mengenalkan semua orang-orang terdekatnya.

Perkembangan psikososial akan lebih terlihat jika anak sudah memasuki dunia sekolah. Saat memasuki usia sekolah, anak sudah mampu bersosialisasi lebih luas dengan teman sebaya, guru, adik dan kakak kelas, dan yang lainnya.

Untuk melatih kemampuan psikososial anak, Anda dapat memberi mainan anak anak yang mendukung stimulasi psikososial anak. Berikut permainan yang dapat mengasah kemampuan psikososial anak.

A. Bermain Peran

Bermain peran seperti menjadi dokter, guru, koki, atau polisi dapat mengasah kemampuan sosial anak. Anak akan berusaha menempatkan dirinya sesuai perannya. Hal ini dapat mengembangkan empati anak dan bagus bagi perkembangan sosialisasi anak.

Anda bisa sesuaikan kostum yang cocok saat anak Anda bermain peran. Kostum yang sesuai dengan peran dapat meningkatkan kepercayaan diri anak dan hal tersebut baik untuk perkembangan psikososialnya.

B. Bersosialisasi dengan Teman Sebaya

Sosialisasi dengan teman sebaya dapat membentuk kepribadian anak dan mengajarkan anak mengenai konsep berbagi. Dengan bersosialisasi, anak akan memiliki banyak teman dan memiliki dunia baru yang dapat mengasah kemandiriannya sebagai seorang manusia.

Sosialisasi juga dapat mengajarkan anak konsep perbedaan karena manusia diciptakan berbeda-beda. Konsep perbedaan akan perlahan dipahami anak dan mengajarkannya sebagai pribadi yang menghargai keberagaman.

 

Tips Memilih Mainan Anak

Memilih mainan anak memang hal yang tidak mudah. Sesuaikan mainan bayi dengan usianya. Pilih bahan yang aman agar tidak berbahaya jika tidak sengaja tergigit oleh bayi. Sebelum memilih mainan untuk anak, pertimbangkan tips-tips berikut.

1. Sesuaikan dengan usia bayi

Mainan bayi yang digantung termasuk mainan bayi yang aman untuk bayi usia 0-3 bulan. Mainan jenis ini dapat merangsang motorik bayi yang baru saja berkembang di awal kehidupannya. Pilih warna mencolok dan desain yang menarik untuk mainan gantung karena akan menarik perhatian bayi.

Mainan gigitan bayi yang aman masuk ke dalam jenis mainan bayi untuk bayi usia 4-6 bulan atau bersamaan dengan munculnya keinginan bayi untuk makan makanan padat. Bayi usia 4-6 bulan biasanya sudah tertarik dengan makanan dan mudah memasukkan mainan ke dalam mulutnya. Pilih gigitan bayi atau teether dengan bahan yang aman untuk bayi.

Sesuaikan mainan bayi dan mainan anak dengan usia mereka. Pilih mainan edukatif yang merangsang perkembangan motorik, kognitif, serta psikososial mereka untuk mendukung pembentukan karakter dan kecerdasan anak.

2. Pilih material mainan yang aman untuk bayi

Pilih bahan atau material yang aman sebagai mainan bayi. Berikut kriteria material mainan bayi yang aman.

  • Tidak tajam
  • Tidak luntur
  • Tidak ada partikel kecil
  • Ornamen mainan bayi tidak mudah lepas
  • Bisa dicuci untuk material kain

3. Label SNI

Pertimbangkan memilih mainan dengan label SNI. Standar Nasional Indonesia (SNI) memang merupakan standar yang berlaku secara nasional di Indonesia. SNI dirumuskan oleh Panitia Teknis dan ditetapkan oleh Badan Standardisasi Nasional (BSN).

Mainan anak Indonesia sebaiknya memiliki label SNI agar lebih aman karena sudah dijamin oleh BSN. Jika mainan anak anak yang Anda ingin beli merupakan barang impor, pertimbangkan berdasarkan kesesuaian usia dan keamanan material mainan bayi.

Baca Juga: Tips Jaga Imunitas Tubuh Anak Saat Pandemi Corona

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *