Infertilitas adalah suatu keadaan yang identik dengan gangguan pada sistem reproduksi sehingga wanita sulit untuk hamil secara alami. Infertilitas merupakan nama medis dari kemandulan yang memiliki arti ketidakmampuan menghasilkan keturunan.
Berdasarkan jenisnya, infertilitas terbagi menjadi 2:
- Infertilitas primer: pasangan yang belum/tidak memiliki anak.
- Infertilitas sekunder: pasangan yang tidak bisa memiliki anak lagi setelah memiliki anak dalam jumlah tertentu.
Infertilitas
Infertilitas atau kemandulan bisa dialami oleh wanita maupun pria. Penyebab kemandulan pada pria dan penyebab kemandulan pada wanita memiliki faktor risiko yang sama. Berikut faktor penyebab kemandulan yang bisa dialami oleh pria dan wanita.
1. Usia
Penyebab Infertilitas bisa dipengaruhi oleh usia. Semakin bertambahnya usia, kemampuan reproduksi wanita dan pria juga semakin menurun. Kemandulan lebih berisiko terjadi pada pria dan wanita dengan usia 40 tahun ke atas.
Penyebab kemandulan pada wanita 40 tahun ke atas dipengaruhi oleh berakhirnya siklus menstruasi secara alami yang disebut dengan menopause. Kemampuan reproduksi wanita akan perlahan hilang saat memasuki usia menopause yaitu saat berusia 40-50 tahun.
Pada pria, risiko berdasarkan faktor usia tidak sebesar wanita. Hanya saja, beberapa penelitian menunjukkan kualitas sperma pada pria usia di atas 40 tahun akan jauh menurun sehingga berpotensi menimbulkan gangguan genetik pada keturunannya.
2. Berat Badan
Infertilitas dapat dipengaruhi faktor berat badan. Berat badan yang kurang atau berlebihan berisiko mempengaruhi kesuburan seseorang. Apalagi jika disertai dengan pola makan dan gaya hidup yang tidak baik. Kadar lemak yang tidak normal pada wanita berpengaruh pada hormon estrogen yang berperan penting dalam proses reproduksi. Secara tidak langsung, berat badan dengan kadar lemak tinggi dapat menjadi salah satu penyebab kemandulan.
3. Rokok & Alkohol
Kemandulan sangat dipengaruhi oleh gaya hidup tidak sehat, terlebih konsumsi rokok dan alkohol. Zat-zat berbahaya pada rokok dan alkohol berpengaruh pada kualitas sperma dan sel telur yang menjadi inti proses reproduksi. Jalani pola hidup sehat untuk memperkecil risiko infertilitas.
4. Paparan Zat Berbahaya
Paparan zat-zat berbahaya, seperti pestisida, merkuri, logam berat, benzena, dan borium juga dapat berpengaruh pada reproduksi. Biasanya, paparan zat berbahaya ini lebih berisiko mengenai pria yang memiliki pekerjaan risiko tinggi terpapar zat berbahaya. Penyebab infertilitas juga bisa dipicu dengan pemakaian celana dalam yang terlalu ketat dengan jangka waktu yang lama.
Penyebab Infertilitas
Penyebab kemandulan bisa datang datang pria maupun wanita. Berikut penyebab infertilitas pada pria dan penyebab infertilitas pada wanita yang sudah kami rangkum dalam sebuah tabel.
Gejala Infertilitas
Tanda dan gejala infertilitas biasanya dapat diketahui jika pasangan suami istri yang telah berhubungan intim secara rutin tidak kunjung memiliki keturunan dalam waktu 12 bulan atau lebih. Dalam hal ini, pasangan suami istri tidak menggunakan alat kontrasepsi.
Kasus infertilitas memiliki gejala-gejala yang terlihat cukup jelas. Anda bisa mengamati ciri-ciri kemandulan di rumah sebelum Anda cek ke dokter. Pada wanita, gejala infertilitas terlihat dari siklus menstruasi dan perubahan hormonal. Sementara pada pria, nyeri atau pembekakan pada area sensitif dapat menjadi salah satu tanda infertilitas.
Berikut perbandingan gejala infertilitas wanita dan pria yang sudah kami rangkum dalam sebuah tabel.
Terapi Infertilitas
Infertilitas membutuhkan penanganan yang tepat agar penyebab infertilitas dapat diatasi dan Anda segera memiliki keturunan. Pada kunjungan pertama, dokter kandungan biasanya akan menanyakan beberapa hal menyangkut riwayat kesehatan Anda dan pasangan. Berikut list pertanyaan dokter yang bisa Anda siapkan jawabannya sebelum pergi menemui dokter kandungan.
- Obat atau suplemen yang Anda konsumsi selama 1 bulan terakhir.
- Frekuensi hubungan seksual tanpa alat kontrasepsi dan berapa lama sudah mencoba untuk hamil.
- Terakhir kali berhubungan seksual tanpa alat kontrasepsi.
- Riwayat kesehatan dan tindakan operasi yang pernah Anda lakukan.
- Riwayat radiasi atau kemoterapi.
- Riwayat penyakit menular seksual
- Kebiasaan/gaya hidup: merokok, konsumsi alkohol, obat-obatan terlarang.
- Penyakit genetik keluarga seperti diabetes, hemofilia, Sindrom Klinefelter.
- Detail gejala dugaan yang Anda rasakan pada tubuh Anda.
Terapi infertilitas melalui proses yang cukup panjang. Sebelum Anda melalui serangkaian proses tersebut, dokter akan meminta Anda untuk menjalani tes laboratorium untuk menemukan sumber penyebab kemandulan yang Anda alami.
Dokter kandungan kemudian akan menentukan jenis terapi yang sesuai dengan Anda berdasarkan:
- Hasil pemeriksaan fisik dan tes penunjang.
- Usia Anda dan pasangan Anda.
- Seberapa lama pasangan sudah berusaha untuk memiliki keturunan.
- Kondisi kesehatan secara keseluruhan.
- Preferensi dari pasangan.
Dokter kandungan akan menyarankan beberapa pilihan pengobatan yang bisa Anda lakukan. Namun, keputusan akhir mengenai pilihan terapi infertilitas tetap berada di tangan pasien.
Tahapan Terapi Infertilitas
Tahap awal yang biasanya dilalui oleh semua pasangan yang mengalami gejala infertilitas adalah pemberian obat-obatan penyubur kandungan. Jika dengan cara ini Anda berhasil hamil secara alami, terapi infertilitas tidak akan dilanjutkan. Namun, jika tidak ada hasil selama kurun waktu 1 bulan setelah konsumsi obat-obatan penyubur, dokter kandungan biasanya akan menyarankan hal-hal berikut.
1. Tindakan Operasi
2. Inseminasi Buatan
3. Teknologi Reproduksi Berbantu (Assisted Reproductive Technology)
- Fertilisasi In Vitro (FIV) atau Bayi Tabung
- Pelepasan cangkang (assisted hatching)
- Injeksi sperma ke dalam sel telur
- Donasi sel telur atau sperma