beli rumah – Komunitas Hemat Sikatabis http://komunitas.sikatabis.com Hemat via Sikatabis.com Sat, 28 Jan 2023 08:30:45 +0000 id-ID hourly 1 https://wordpress.org/?v=5.1.19 Town House: Pengertian / Kelebihan / Kekurangan http://komunitas.sikatabis.com/town-house/ http://komunitas.sikatabis.com/town-house/#respond Tue, 25 Aug 2020 20:35:25 +0000 https://komunitas.sikatabis.com/?p=12123 Town house secara harafiah artinya “rumah perkotaan”. Meskipun begitu, tidak semua rumah yang ada di kota termasuk kategori townhouse. Dalam dunia perumahan, townhouse adalah kategori untuk menyebut kompleks rumah petak khusus. Town house memang relatif lebih mahal dari rumah petak pada umumnya. Namun, town house juga punya beberapa keunggulan, misalnya lokasinya yang eksklusif dan fasilitasnya …

The post Town House: Pengertian / Kelebihan / Kekurangan appeared first on Komunitas Hemat Sikatabis.

]]>
Town house secara harafiah artinya “rumah perkotaan”. Meskipun begitu, tidak semua rumah yang ada di kota termasuk kategori townhouse. Dalam dunia perumahan, townhouse adalah kategori untuk menyebut kompleks rumah petak khusus.

Town house memang relatif lebih mahal dari rumah petak pada umumnya. Namun, town house juga punya beberapa keunggulan, misalnya lokasinya yang eksklusif dan fasilitasnya lengkap. Townhouse ditargetkan bagi masyarakat dengan pendapatan menengah ke atas, terutama ekspatriat.

Town house makin populer seiring meningkatnya kondisi ekonomi Indonesia, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta, Surabaya, Makassar, dan lainnya.

Baca juga: Beli rumah vs bangun rumah

 

Karakteristik & Kelebihan Town House

town house di Indonesia
Townhouse di Indonesia (Pinterest)

Town house disebut juga rumah bandar, mulai populer di Indonesia sejak 1990an. Dulu, rumah townhouse disediakan bagi ekspatriat / warga luar negeri yang bekerja di Indonesia karena WNA tidak boleh memiliki rumah. Setelah UU membolehkan WNA punya rumah, ekspatriat lalu dapat beli rumah lain, sehingga townhouse dapat dimiliki oleh masyarakat biasa.

Town house punya karakteristik khusus yang membedakan dengan kelompok perumahan tapak lainnya adalah. Ciri-ciri town house:

1. Rumahnya Sama Semua

Town house terletak di suatu kompleks yang disebut muster. Dalam satu muster, semua jenis dan bentuk rumah townhouse sama semua. Hal ini adalah peraturan yang ditetapkan oleh pengembang rumah townhouse.

Townhouse awalnya berasal dari Amerika Serikat dan disebut rowhouse. Row = baris, maksudnya, rumah yang berbaris karena dibangun berjejer dengan bentuk yang sama. Tapi, nama ‘rowhouse’ tidak menjual, sehingga diganti jadi townhouse (rumah perkotaan).

2. Akses Lebih Aman

Muster town house juga biasanya hanya punya sedikit atau bahkan satu akses keluar-masuk saja. Jalan keluar-masuk inipun dijaga selama 24 jam. Sehingga, muster townhouse bisa lebih aman karena semua yang keluar-masuk dapat dilacak dan didata.

Selain itu, townhouse juga lebih privat karena biasanya juga dibangun tembok / pagar dinding tinggi yang mengelilingi kompleks muster. Kelebihan ini lah yang membuat harga townhouse cenderung jadi lebih mahal.

3. Jumlah Unit Tidak Banyak

Satu muster biasanya hanya terdiri dari sekitar 10-30 unit rumah town house. Hal ini membuat townhouse jadi lebih eksklusif dan tidak ramai dibanding cluster / perumahan biasa. Di sisi lain, unit yang sedikit membuat kegiatan sosialisasi tidak seramai dan sebanyak perumahan biasa, apalagi penghuni townhouse yang menengah ke atas biasanya sibuk dan jarang di rumah.

Developer banyak yang pakai istilah “townhouse” untuk memasarkan rumah tapak cluster / perumahan biasa mereka. Meskipun begitu, rumah-rumah seperti ini tidak semuanya townhouse. Jika jumlah unitnya banyak dan biasanya tertelak di pinggir kota, maka bukan termasuk kategori townhouse.

4. Fasilitas Bersama yang Lengkap

Di Indonesia, rumah town house punya fasilitas yang lebih lengkap dan bagus dibanding perumahan biasa. Banyaknya fasilitas ini membuat townhouse sering dijuluki sebagai apartemen tapak. Beberapa fasilitas ini misalnya:

  • Lokasi di tengah kota dan dekat dengan transportasi umum
  • Tipe rumahnya besar (tipe 90 ke atas), biasanya sampai 2, 3, bahkan 4 lantai
  • Ada sarana bersama seperti tempat olahraga, kolam renang, jogging track, taman bermain anak, taman / ruang terbuka hijau, dan lainnya.

Baca juga: Pilih apartemen atau rumah?

 

Kekurangan Town House

Meskipun menawarkan berbagai karakteristik dan kelebihan khusus dibanding rumah tapak biasa, townhouse juga punya beberapa kekurangan. Misalnya:

1. Harga Lebih Mahal

Dengan fasilitas dan kualitas yang lebih baik, membuat townhouse jadi lebih mahal dari rumah biasa. Beberapa faktor yang membuat townhouse lebih mahal:

  • Terletak di tengah kota, yang harga tanahnya tinggi
  • Unit rumah dibangun dengan material kualitas tinggi
  • Bentuk unit rumah yang besar dan bertingkat
  • Dalam bangun rumah, perlu jasa arsitek dan biaya lain seperti promosi dan pemasaran

Baca juga: Ketahui & hitung NJOP tanah

2. Tampilan Unit Tidak Dapat Dirubah

Ciri khas town house adalah bentuk bangunannya yang sama. Sehingga, biasanya Anda tidak boleh merubah facade rumah townhouse milik Anda. Meskipun begitu, hal ini sebenarnya tidak jadi masalah karena desainnya pun sudah bagus. Kualitas materialnya juga bagus, sehingga tidak perlu direnovasi juga.

Baca juga: Renovasi rumah

3. Biaya Iuran Perawatan Bulanan (IPL) yang Tinggi

Tidak hanya harga unit rumahnya, biaya perawatan dan iurannya pun juga tinggi. Hal ini karena banyaknya fasilitas umum yang disuguhkan bagi penghuni muster townhouse. Fasilitas-fasilitas ini butuh biaya pembangunan dan perawatan yang tinggi. Selain itu, adanya penjagaan akses keluar-masuk 24 jam juga dibiayai oleh iuran penghuni muster.

 

The post Town House: Pengertian / Kelebihan / Kekurangan appeared first on Komunitas Hemat Sikatabis.

]]>
http://komunitas.sikatabis.com/town-house/feed/ 0
Rumah Subsidi: Apa Bedanya dengan Rumah Non Subsidi? http://komunitas.sikatabis.com/rumah-subsidi/ http://komunitas.sikatabis.com/rumah-subsidi/#respond Fri, 17 Jul 2020 06:55:10 +0000 https://komunitas.sikatabis.com/?p=11478 Rumah subsidi adalah rumah yang pembiayaannya mendapat bantuan dari pemerintah. Bantuan dana ini berupa: Subsidi Bantuan Uang Muka (SBUM) Subsidi Selisih Bunga (SSB) jika KPR pakai bank konvensional Subsidi Selisih Marjin (SSM) jika KPR pakai bank syariah Salah satu situs tempat Anda bisa cari rumah subsidi dengan mudah di situs resmi pencarian rumah subsidi milik …

The post Rumah Subsidi: Apa Bedanya dengan Rumah Non Subsidi? appeared first on Komunitas Hemat Sikatabis.

]]>
Rumah subsidi adalah rumah yang pembiayaannya mendapat bantuan dari pemerintah. Bantuan dana ini berupa:

  • Subsidi Bantuan Uang Muka (SBUM)
  • Subsidi Selisih Bunga (SSB) jika KPR pakai bank konvensional
  • Subsidi Selisih Marjin (SSM) jika KPR pakai bank syariah

Salah satu situs tempat Anda bisa cari rumah subsidi dengan mudah di situs resmi pencarian rumah subsidi milik Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahaan Rakyat (PUPR). Meskipun begitu, situs ini kurang update, sehingga cari juga dari situs-situs lain. Pastikan rumah tersebut = rumah subsidi (hubungi agen / pengembang!).

 

rumah subsidi PUPR
Situs beli rumah subsidi PUPR

Program rumah subsidi dibuat agar masyarakat makin mudah mendapat rumah. Karena sifatnya bantuan pemerintah, maka ada perbedaan antara rumah subsidi dan non subsidi (rumah biasa). Selain itu, jika ingin beli rumah subsidi, Anda juga harus patuhi peraturan-peraturan tertentu.

Daftar Isi:

 

Aturan Rumah Subsidi

Aturan rumah subsidi terbaru yaitu Keputusan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Nomor 242/KPTS/M/2020. Beberapa hal lain juga diatur di peraturan lain.

Beberapa aturan rumah subsidi:

1. Pembiayaan (KPR)

Karena ditujukan bagi Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR), maka rumah subsidi khusus untuk masyarakat dengan batas penghasilan tertentu. Batas penghasilan ini berbeda-beda, berdasar jenis KPR nya (SSB / SSM / Sejahtera) dan wilayah nya (Papua / non Papua). Berikut daftarnya:

Jenis KPR Rumah Subsidi Batas Penghasilan Maksimal Per Bulan (Rp) Suku Bunga / Marjin Maksimal Masa Subsidi Masa KPR
KPR Sejahtera 8.000.000 5% 20 tahun 20 tahun
KPR SSB & KPR SSM Umum 8.000.000 5% 10 tahun 20 tahun
KPR SSB & KPR SSM Papua & Papua Barat* 8.000.000 4% 10 tahun 20 tahun

 

*Keterangan: Untuk rumah susun subsidi program KPR SSB & SSM Papua / Papua Barat, batas penghasilan maksimalnya Rp 8.500.000

Baca juga:

2. Aturan Tinggal

Setelah dibeli, rumah KPR tidak serta merta boleh digunakan bebas seperti rumah biasa. Ada ketentuan tinggal dan masa jual kembali rumah subsidi.

  • KPR subsidi dapat dicabut jika penghuni melanggar isi surat pernyataan Pemohon KPR Bersubsidi, kecuali karena hal lain misal dipindahtugaskan, kena PHK, wajib tinggal di asrama, atau alasan lain.
  • Rumah subsidi harus ditinggali (tidak boleh dibiarkan kosong, karena itu artinya tidak dimanfaatkan dengan semestinya untuk hunian).
  • Rumah subsidi bisa diwariskan.
  • Rumah subsidi punya ketentuan khusus soal renovasi.
  • Rumah subsidi bisa disewa / dijual jika:
    • Sudah dihuni minimal 5 tahun (rumah tapak) atau 20 tahun (rumah susun).
    • Penerima KPR subsidi pindah rumah karena mengalami peningkatan ekonomi (sudah tidak memenuhi syarat menerima KPR subsidi).
    • Diambil bank karena kredit macet.

3. Harga Jual Maksimal

Agar terjangkau, pemerintah memberikan batasan maksimal harga jual rumah subsidi. Harga ini berbeda-beda tiap daerah, dan bagi rumah susun juga berbeda. Berikut daftarnya:

a. Harga Jual Maksimal Rumah Tapak Subsidi

Wilayah Harga Jual Maksimal (Rp)
Jawa (kecuali Jabodetabek) & Sumatera (kecuali Kepri, Babel, dan Mentawai) 150.500.000
Kalimantan (kecuali Murung Raya & Mahakam Ulu) 164.500.000
Sulawesi, Babel, Mentawai, Kepri (kecuali Anambas) 156.500.000
Maluku, Maluku Utara, Bali, Nusa Tenggara, Jabodetabek, Anambas, Murung Raya, dan Mahakam Ulu 168.000.000
Papua & Papua Barat 219.000.000

 

b. Harga Jual Maksimal Rumah Susun Subsidi di Jabodetabek

Wilayah Harga Jual / m2 Maksimal (Rp) Harga Jual / Unit Maksimal (Rp)
Tangerang & Tangsel 8.400.000 302.400.000
Bekasi 8.400.000 302.400.000
Depok 8.500.000 306.000.000
Bogor 8.600.000 309.600.000
Jakarta Timur 8.800.000 316.800.000
Jakarta Barat 8.900.000 320.400.000
Jakarta Selatan 9.200.000 331.200.000
Jakarta Pusat 9.300.000 334.800.000
Jakarta Utara 9.600.000 345.600.000

 

Keterangan: Untuk harga rumah susun subsidi seluruh provinsi juga berbeda-beda, cek di Peraturan Menteri PUPR 242/KPTS/M/2020.

 

Rumah Subsidi vs Rumah Non Subsidi

Dengan adanya subsidi dan keringanan biaya, maka ada juga hal-hal lain yang tidak didapatkan di rumah subsidi dibanding rumah non subsidi. Berikut perbedaan rumah subsidi dan non subsidi:

1. Harga

Rumah subsidi jelas lebih murah karena dapat bantuan dari pemerintah. Selain itu, rumah subsidi juga bebas PPN (Pajak Pertambahan Nilai). Bunga rumah subsidi juga tetap flat sampai masa KPR berakhir.

2. Ukuran / Tipe

Luas tanah minimal rumah subsidi = 60 m2, sementara maksimalnya 200 m2. Sehingga, tipe rumahnya paling rendah = tipe 21, dan paling tinggi = tipe 36. Hal ini berlaku juga untuk rumah susun subsidi.

Baca juga: Tipe-tipe rumah berdasar luas bangunan

3. Fasilitas / Ruangan

Karena tipe rumahnya kecil, maka fasilitas rumah subsidi pun terbatas. Biasanya, hanya tersedia ruang tengah, kamar tidur, dan kamar mandi. Dapur pun biasanya tidak disediakan dan dibangun sendiri oleh penghuni, tentu dengan aturan renovasi rumah subsidi.

Baca juga: Renovasi rumah subsidi

4. Lokasi

Rumah subsidi umumnya terletak jauh dari pusat kota. Hal ini karena lokasi yang jauh membuat harga rumah lebih murah dan lebih ringan untuk disubsidi pemerintah. Proyek pembangunan rumah subsidi juga biasanya dikerjakan bersama oleh pengembang, sehingga merupakan proyek baru yang lahannya ada di luar kota (lebih banyak lahan kosong).

 

Tips Beli Rumah Subsidi

Dengan harganya yang terjangkau, banyak orang tergiur untuk segera beli rumah subsidi. Jangan sampai keinginan beli rumah subsidi membuat Anda menyesal karena tidak memperhatikan kondisi / lokasi dan kualitas rumah. Berikut tips-tips sebelum beli rumah subsidi:

  • Perhatikan lokasi rumah dan kondisi rumah. Jangan karena harganya murah, lalu Anda tidak mementingkan faktor lain seperti lokasi. Ternyata lokasinya jauh dari kantor, rawan banjir, sering kekeringan air, dan sebagainya. Selain itu, cek juga kondisi rumah. Jangan sampai Anda membeli rumah dengan kondisi buruk, misalnya dinding mudah retak, cat mudah terkelupas, kayu rawan rayap, dan sebagainya.
  • Perhatikan developer. Seperti beli rumah biasa, perhatikan developernya. Cek reputasinya dan legalitas hukumnya, agar rumah tersebut terjamin jelas berkualitas. Pastikan juga tanah yang dibangun untuk perumahan tersebut legal. Anda bisa cek di lembaga Pertanahan setempat.
  • Jangan salah beli (malah beli bukan rumah subsidi). Banyak pula rumah non subsidi yang diiklankan sebagai rumah murah, DP rendah, dan bunga juga rendah. Padahal, meskipun murah, rumah non subsidi tetap akan lebih mahal karena bunga nya tidak tetap tiap tahun. Oleh karena itu, pastikan bahwa rumah murah tersebut tetap rumah subsidi.
  • Cari online / offline. Jangan hanya andalkan cari secara online, tapi cari juga offline (survei lokasi). Cari secara offline (misal ikut pameran properti) penting juga untuk dapat bertanya lebih detail soal kondisi rumah. Di sisi lain, jangan juga hanya mencari offline (berkeliling ke sana ke mari) tanpa cari di internet. Informasi di internet jauh lebih banyak, serta banyak perumahan baru yang infonya hanya dapat Anda ketahui dari internet (kerabat / teman Anda belum ada yang tahu).
  • Jangan lupakan hal-hal detail tentang rumah. Pastikan hal-hal detail seperti air (apakah sumur atau PDAM), listrik (pakai pulsa token atau bayar rutin per bulan), ruangan (apakah punya dapur atau tidak), Anda ketahui juga. Jangan sampai menyesal setelah deal Anda baru tahu bahwa airnya tidak pakai PDAM, misalnya.

The post Rumah Subsidi: Apa Bedanya dengan Rumah Non Subsidi? appeared first on Komunitas Hemat Sikatabis.

]]>
http://komunitas.sikatabis.com/rumah-subsidi/feed/ 0
Rumah Tusuk Sate: Mitos / Tips / Keuntungannya http://komunitas.sikatabis.com/rumah-tusuk-sate/ http://komunitas.sikatabis.com/rumah-tusuk-sate/#respond Tue, 14 Jul 2020 03:54:43 +0000 https://komunitas.sikatabis.com/?p=11428 Rumah tusuk sate adalah rumah yang terletak di ujung jalan, tepat di tengah-tengah pertigaan. Karena posisinya yang unik, rumah ini sering dikaitkan dengan berbagai mitos. Biasanya mitos-mitos ini berasal dari ajaran Feng Shui, atau hanya mitos-mitos / urban legend yang beredar di masyarakat.   Walau kadang dihindari untuk dihuni, membeli / sewa rumah tusuk sate …

The post Rumah Tusuk Sate: Mitos / Tips / Keuntungannya appeared first on Komunitas Hemat Sikatabis.

]]>
Rumah tusuk sate adalah rumah yang terletak di ujung jalan, tepat di tengah-tengah pertigaan. Karena posisinya yang unik, rumah ini sering dikaitkan dengan berbagai mitos. Biasanya mitos-mitos ini berasal dari ajaran Feng Shui, atau hanya mitos-mitos / urban legend yang beredar di masyarakat.

rumah tusuk sate
Ilustrasi posisi rumah tusuk sate (Dasaguru)

 

Walau kadang dihindari untuk dihuni, membeli / sewa rumah tusuk sate dan menempatinya bukan hal yang jarang. Banyak masyarakat yang tinggal di rumah tersebut. Meskipun begitu, karena kondisinya yang cukup berbeda dari rumah-rumah lain, maka ada beberapa pertimbangan dan tips tinggal di rumah seperti ini.

Daftar Isi

 

Mitos / Fakta Rumah Tusuk Sate

Terlepas dari mitos-mitos tersebut, kondisi rumah tusuk sate dapat dijelaskan secara ilmiah. Sehingga, sebenarnya Anda tidak perlu takut untuk beli rumah jenis ini. Berikut beberapa penjelasan / korelasi mitos yang beredar dengan kondisi ilmiahnya:

1. Penghuni Rumah Tusuk Sate Mudah Sakit

Rumah tusuk sate sering dikaitkan dengan nasib buruk, salah satunya pembawa penyakit. Penghuni rumah ini dipercaya bakal sering jatuh sakit karena energi buruk yang mudah masuk ke rumah (karena letaknya yang terbuka menghadap jalan tanpa tertutupi bangunan lain).

Faktanya: Hal ini separuh benar. Karena posisinya yang langsung menghadap jalan, maka debu dan kotoran akan lebih banyak masuk tanpa penghalang. Meskipun begitu, kesehatan penghuni juga sebenarnya tergantung kebersihan rumah. Bersihkan dan rapikan rumah secara rutin agar debu, bakteri, dan virus tidak banyak menempel di rumah.

Baca juga: Standar Rumah Sehat WHO & Kemenkes

2. Rezeki Penghuni Rumah Tusuk Sate Susah / Seret

Nasib buruk lainnya bagi penghuni rumah ini adalah rezeki nya yang seret / susah. Hal ini berupa kesulitan keuangan, gaji tidak naik-naik, atau pengeluaran yang selalu ada sehingga menguras tabungan.

Faktanya: Beberapa hal tersebut dapat dijelaskan secara ilmiah, dan sangat berhubungan dengan mitos-mitos rumah ini. Karena banyak diselimuti mitos, maka rumah ini lebih dihindari pembeli, sehingga tidak laku-laku dan kondisinya tidak terawat. Hal ini membuat Anda perlu mengeluarkan banyak biaya tambahan untuk renovasi / memperindah rumah, sehingga menguras tabungan Anda. Selain itu, saat akan dijual lagi, rumah ini cenderung laku dengan harga rendah karena banyaknya mitos yang menyelimutinya.

3. Rawan Kecelakaan

Rumah tusuk sate dianggap rawan kecelakaan. Banyak cerita soal rumah tusuk sate yang ditabrak mobil dari arah jalan.

Faktanya: Hal ini terjadi karena posisi rumah yang langsung menghadap pertigaan. Bagi pengendara yang tidak waspada, mereka tidak siap untuk belok kiri / kanan, akibatnya malah lurus dan menabrak rumah. Hal ini sering terjadi di malam hari, saat banyak kendaraan ngebut karena jalanan sepi.

4. Penghuni Rumah Tusuk Sate Sering Bertengkar / Kurang Harmonis

Penghuni rumah ini dianggap bakal sering bertengkar, bahkan karena hal-hal kecil. Rumah terasa sumpek, pengap, dan berhawa panas sehingga membuat penghuni mudah emosi.

Faktanya: Posisi rumah ini yang menghadap jalan dan tidak tertutupi bangunan lain membuatnya mendapat sinar matahari langsung. Akibatnya, rumah jadi lebih panas. Udara panas inilah yang membuat kondisi rumah jadi tidak nyaman dan membuat emosi jadi tidak stabil.

5. Angker

Terakhir, rumah tusuk sate juga dianggap angker. Hal ini karena energi negatif rumah ini mengundang banyak makhluk halus untuk datang dan tinggal di dalamnya.

Faktanya: Melihat hantu / makhluk tertentu adalah reaksi otak saat stress, kurang tidur, atau depresi sehingga mengalami halusinasi. Halusinasi ini dapat disebabkan karena Anda banyak pekerjaan, kondisi rumah tidak nyaman, atau kondisi lain. Faktanya, tidak hanya rumah tusuk sate yang sering dimitoskan berhantu, tapi banyak rumah-rumah lain juga. Jadi hal ini tidak hanya terjadi di rumah tusuk sate.

 

Pertimbangan Beli / Sewa Rumah Tusuk Sate

Meskipun banyak mitos (yang didasari fakta) tentang rumah ini, tapi masyarakat mulai banyak yang tertarik beli rumah jenis ini. Ternyata, rumah tusuk sate pun ada keuntungannya, misalnya:

1. Relatif Lebih Murah

Karena diselimuti banyak mitos, maka rumah ini jadi susah laku. Sehingga, penjual cenderung menurunkan harganya sehingga relatif lebih murah dibanding rumah-rumah lain dengan tipe sama. Tak jarang juga ada yang menjualnya jauh di bawah harga pasaran karena sedikit sekali orang yang berminat.

2. Sirkulasi Cahaya & Udara Besar

Karena posisinya menghadap jalan langsung, maka udara dan sinar matahari akan lebih leluasa masuk. Meskipun udara (kotor) dan sinar matahari yang berlebihan dapat membuat efek buruk, tapi ada juga manfaatnya. Rumah ini jadi lebih terang, sehingga Anda dapat lebih hemat energi (untuk penerangan maupun untuk menjemur). Selain itu, rumah ini juga akan mendapat sirkulasi udara yang cukup lancar.

3. Cocok Untuk Usaha

Karena posisinya di ujung jalan / menghadap jalan, maka rumah seperti ini cocok untuk membuka usaha. Orang-orang yang datang menuju ke pertigaan akan melihat langsung rumah Anda, sehingga Anda dapat memasang baliho / spanduk promosi jualan Anda.

 

Tips Tinggal di Rumah Tusuk Sate

Jika tertarik tinggal di rumah tusuk sate, Anda dapat ajukan KPR untuk beli rumah tersebut dengan pembayaran yang ringan. Tapi, sebelum menempatinya, berikut beberapa tips tinggal di rumah tusuk sate.

  • Sebaiknya, hindari memilih rumah yang terletak di jalan raya / jalan besar. Pilih rumah yang terletak di jalan kompleks / kampung / kecil. Hal ini untuk mengurangi resiko tertabrak kendaraan karena ngebut di jalan. Selain itu, jalan kecil juga tidak terlalu bising.
  • Manfaatkan pencahayaan rumah tusuk sate dengan optimal. Jika bangun rumah, maka atur agar jendela menerima cahaya langsung. Atur juga tempat menjemur agar dapat menerima cahaya matahari banyak sehingga cucian mudah kering. Jika beli rumah, maka atur perabotan (misal lemari) agar tidak menghalangi cahaya masuk.
  • Pastikan kondisi rumah masih baik. Karena susah laku, banyak rumah yang tidak terawat. Selalu pilih rumah yang kondisinya baik, sehingga aman dan Anda tidak perlu terlalu banyak mengeluarkan biaya untuk renovasi.
  • Beri taman / pepohonan di halaman depan. Selain untuk kerindangan, membuat taman juga memberi jarak rumah dengan jalanan, sehingga debu dan suara tidak langsung masuk ke rumah.

Baca juga:

The post Rumah Tusuk Sate: Mitos / Tips / Keuntungannya appeared first on Komunitas Hemat Sikatabis.

]]>
http://komunitas.sikatabis.com/rumah-tusuk-sate/feed/ 0
Mengenal Rumah Susun & Bedanya dengan Rumah / Apartemen http://komunitas.sikatabis.com/rumah-susun/ http://komunitas.sikatabis.com/rumah-susun/#respond Thu, 02 Jul 2020 14:28:31 +0000 https://komunitas.sikatabis.com/?p=11040 Rumah susun atau rusun adalah bangunan tingkat yang masing-masing bagiannya dapat dibagi untuk dihuni orang-orang yang berbeda. Rusun biasanya dibangun sebagai solusi dari pemerintah bagu warga agar punya rumah atau agar tidak tinggal di tempat yang tidak layak. Rusun diatur dalam UU Nomor 20 tahun 2011. Tujuan dibangunnya rusun: Agar masyarakat punya tempat tinggal yang …

The post Mengenal Rumah Susun & Bedanya dengan Rumah / Apartemen appeared first on Komunitas Hemat Sikatabis.

]]>
Rumah susun atau rusun adalah bangunan tingkat yang masing-masing bagiannya dapat dibagi untuk dihuni orang-orang yang berbeda. Rusun biasanya dibangun sebagai solusi dari pemerintah bagu warga agar punya rumah atau agar tidak tinggal di tempat yang tidak layak. Rusun diatur dalam UU Nomor 20 tahun 2011.

Tujuan dibangunnya rusun:

  • Agar masyarakat punya tempat tinggal yang layak
  • Menyediakan tempat tinggal yang dapat dihuni banyak orang dengan lahan yang terbatas
  • Mengurangi pemukiman kumuh yang tidak layak
  • Agar lahan perkotaan dapat lebih dimanfaatkan untuk ruang terbuka hijau

Rusun kini jadi alternatif bagi masyarakat yang ingin punya rumah tapi dananya tidak cukup untuk beli rumah petak. Pemerintah juga banyak memberi insentif agar masyarakat menempati rumah susun. Misalnya, kebijakan DP rumah 0% di DKI Jakarta diperuntukkan bagi rusun.

Sebelum memutuskan tinggal di rusun, pelajari dulu:

Daftar Isi:

 

Jenis Rumah Susun: Rusun / Rusunawa / Rusunami

Dalam UU Rusun, jenis rusun dibagi jadi 6 jenis. Hal ini berdasar fasilitas yang diberikan, siapa pengembangnya, serta sistem kepemilikannya. Pembagian rusun adalah sebagai berikut:

1. Rumah Susun Umum

Rusun umum adalah rusun yang dibangun oleh pemerintah pusat atau pemerintah daerah. Rusun jenis ini dapat dimiliki atau disewa oleh penghuninya. Biasanya, rusun ini menarget masyarakat berpenghasilan rendah agar tetap punya hunian yang layak. Rusun umum terbagi jadi dua jenis:

  • Rumah Susun Sederhana Milik (Rusunami), yaitu rumah susun sederhana yang dibangun pemerintah atau swasta dengan tujuan agar masyarakat memilikinya. Karena sederhana, maka rusun ini murah dan ditujukan bagi masyarakat yang tidak mampu dengan luas unit yang kecil dan fasilitas sederhana. Biasanya bangunannya lebih dari 8 lantai sehingga mirip apartemen.
  • Rumah Susun Sederhana Sewa (Rusunawa), yaitu rusun sederhana yang hanya boleh disewa (tidak dimiliki). Rusun ini juga sama seperti rusunami, yaitu ditujukan bagi masyarakat tidak mampu. Apalagi dengan sistem sewa, biasanya lebih meringankan masyarakat. Biasanya bangunannya lebih rendah dari rusunami (kurang dari 8 lantai).

2. Rumah Susun Khusus

Rusun khusus adalah rusun umum yang dibangun karena tujuan khusus. Misalnya, menyediakan tempat tinggal bagi korban bencana, pengungsi, tunawisma, dan lain-lain. Sama seperti rusun umum, penghuninya dapat menyewa atau memiliki.

3. Rumah Susun Negara

Rusun ini dibangun oleh pemerintah dengan tujuan untuk mendukung tugas negara. Rusun ini misalnya dihuni oleh pejabat, anggota TNI, anggota polisi, pegawai kedutaan, dan lain-lain. Biasanya rusun ini dibangun satu komplek dengan instansi yang bersangkutan.

4. Rumah Susun Komersial

Rusun ini yang dibangun pemerintah atau swatsa (tapi biasanya swasta) dan ditujukan untuk kepentingan komersil (mendapat keuntungan). Oleh karena itu, rusun jenis ini lebih mahal dan punya fasilitas yang lebih lengkap agar menarik minat pasar.

Selain pembagian di atas, rusun juga dapat dikategorikan berbeda-beda di setiap daerah sesuai kebutuhan. Misalnya, untuk DKI Jakarta, rusun dibagi jadi empat kategori:

  • Rusun untuk warga dengan penghasilan setara Upah Minimum Provinsi (UMP), dengan luas 36 meter persegi dan dijual seharga 200 – 250 juta rupiah. Rusun ini disubsidi Pemprov DKI sampai 80%, dan penghuni juga akan dapat Kartu Jakarta Pintar (KJP), fasilitas kesehatan, dan fasilitas untuk akses bus Transjakarta gratis.
  • Rusun dengan harga kos, yang akan dibangun di dekat fasilitas umum seperti MRT dan LRT. Rusun ini lebih murah dan lebih kecil, diperuntukkan bagi masyarakat yang masih tinggal sendiri (ngekos).
  • Rusun untuk warga dengan pendapatan di atas 10 juta rupiah. Jika beli, penghuni = punya hak milik, tapi rusun tidak boleh dijual bebas. Jika ingin dijual, harus dijual ke pemerintah sesuai NJOP.
  • Rusun yang dibangun di lahan milik warga, sebagai ganti tempat tinggal warga tersebut agar lebih layak. Rusun = diberikan ke warga agar ditempati, atau warga juga bisa minta ganti rugi (jika tidak ingin tinggal di situ).

 

Rumah susun (rusun)
Rumah susun (Depokpos)

 

Ketentuan Rumah Susun Sesuai Peraturan

Selain UU Nomor 20 Tahun 2011, sebenarnya rusun sudah diatur sejak lama dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 4 Tahun 1988. Dalam peraturan-peraturan tentang rusun, hal-hal yang diatur misalnya:

1. Tipe Unit Rusun

Unit rusun ada bermacam-macam, tergantung luas, harga, ruangan, dan kegunaannya. Pembagian tipe unit di rusun umum adalah sebagai berikut:

  • Tipe 18 m2, 21 m2, dan 24 m2 terdiri dari 1 kamar tidur, 1 ruang tamu / keluarga, 1 kamar mandi, dan 1 dapur. Tipe-tipe ini diperuntukkan bagi pasangan muda yang belum punya anak atau individu yang belum berkeluarga.
  • Tipe 30 m2, 36 m2, dan 42 m2, dan 50 m2 terdiri dari 2 kamar tidur, 1 ruang tamu / keluarga, 1 kamar mandi, 1 dapur, dan 1 ruang makan. Tipe-tipe ini diperuntukkan keluarga yang sudah memiliki anak.

2. Kelengkapan Rusun

Sesuai PP Pasal 14, rusun wajib memiliki kelengkapan layanan / fasilitas berikut:

  • Jaringan air bersih, listrik, dan gas + kelengkapannya
  • Saluran pembuangan air hujan, limbah, dan sampah
  • Tempat pemasangan jaringan telepon
  • Alat transportasi (tangga, lift, atau eskalator)
  • Pintu dan tangga darurat kebakaran + alat pemadam kebakaran + pintu kedap asap
  • Tempat jemuran
  • Penangkal petir
  • Alarm
  • Generator listrik (bagi rusun dengan lift)

3. Lokasi Rusun

Membangun rusun juga tidak boleh sembarangan. Rusun yang memenuhi standar harus dibangun dengan memperhatikan hal-hal berikut:

  • Kondisi lingkungan dan tata ruang (tidak merusak lingkungan)
  • Rusun harus terhubung dengan saluran pembuangan limbah dan air hujan
  • Lokasi rusun mudah dicapai transportasi umum
  • Rusun dapat dijangkau layanan air bersih dan listrik
  • Harus ada pusat belanja, sekolah, layanan kesehatan, tempat ibadah, kantor pemerintahan (layanan umum), dan ruang terbuka yang dekat dengan rusun

4. Subsidi Rusun

Pemerintah memberikan subsidi bagi rusun umum agar semakin terjangkau bagi masyarakat. Subsidi ini ada dalam beberapa bentuk, misalnya:

  • Subsidi Selisih Bunga, maksimal 5%
  • Bantuan DP maksimal Rp 7 juta
  • Rusun dibebaskan dari PPN

Sementara itu, syarat penerima subsidi rusun sesuai Peraturan Menteri Perumahan Rakyat Nomor 7 Tahun 2007 adalah:

  • Baru pertama kali punya rumah dan pertama kali menerima subsidi perumahan (dibuktikan dengan surat pengantar dari kelurahan)
  • Gaji pokok maksimal Rp 4,5 juta per bulan
  • Punya NPWP
  • Rusun yang akan dimiliki seharga di bawah Rp 144 juta

Baca juga: Cara urus NPWP

 

Rusun vs Rumah Petak

Lebih baik tinggal di rusun atau rumah petak? Secara lokasi tinggal, rumah susun mirip seperti apartemen yang tidak punya halaman. Sehingga jelas, di rumah susun Anda akan terbatasi dan tidak bisa punya halaman, berkebun, dan sebagainya. Akses ke kendaraan pribadi Anda juga jauh dari unit Anda (kendaraan ada di parkiran bawah).

Di sisi lain, rumah susun jelas lebih murah dan hemat. Harganya sudah murah, dan Anda juga bisa mengajukan subsidi jika memenuhi syarat. Ditambah lagi, Anda tetap bisa mengajukan KPR untuk membiayai rumah susun Anda, sehingga dapat lebih meringankan biaya yang Anda keluarkan untuk hunian.

Baca juga:

 

Rusun vs Apartemen

Pada dasarnya, apartemen = rumah susun komersil. Apartemen dan rumah susun sama-sama hunian vertikal yang berbeda dari rumah petak. Pembiayaan apartemen juga dapat dengan bantuan kredit apartemen (KPA), seperti rusun yang dapat dibiayai pakai KPR. Bedanya, penghuni apartemen kebanyakan hanya punya Hak Guna Bangunan (HGB), bukan hak milik.

Di sisi lain, secara status sosial, apartemen dikenal sebagai hunian kelas menengah ke atas dengan fasilitas yang lengkap dan harga yang jauh lebih mahal. Uniknya, untuk menghilangkan stigma rusun sebagai hunian kelas bawah, kadang rusunawa disebut sebagai “apartemen subsidi”.

 

Tips Tinggal di Rumah Susun

Tinggal di rumah susun yang kecil, ramai (banyak penghuni), dan juga mendatangkan kondisi tersendiri dibanding tinggal di rumah petak atau apartemen. Ada beberapa tips agar tinggal di rumah susun dapat lebih nyaman:

  • Ruang sedikit = mudah dibersihkan. Ruang yang sedikit memang membuat Anda merasa tidak leluasa dan kesempitan, tapi keuntungan dari ruang sedikit adalah jadi mudah dibersihkan. Sehingga, selalu jaga kebersihan rumah susun Anda. Rumah susun yang bersih akan membuat Anda sehat.
  • Tetap jaga keindahan dan kenyamanan. Lagi-lagi, dengan ruangan yang kecil dan sedikit, justru memudahkan Anda untuk mendekor rumah susun. Buat rusun Anda nyaman dengan mendekor, seperti memasang gantungan dinding yang cantik, pakai furnitur yang simpel, tata letak TV, kursi, dan meja dengan rapi, dan sebagainya. Ruangan yang indah dan nyaman akan membuat Anda merasa rileks saat di rumah.
  • Jaga hubungan dengan tetangga. Rusun biasanya padat penghuni dan kurang privasi. Bahkan suara agak keras dari dalam unit Anda pun akan mudah terdengar oleh tetangga unit kiri-kanan. Meskipun begitu, tetap jaga hubungan baik dengan tetangga. Hubungan baik akan membuat Anda mendapat kemudahan jika sewaktu-waktu perlu bantuan. Menjalin hubungan baik juga membuat Anda disenangi penghuni lain, sehingga membuat rumah susun semakin nyaman Anda tempati.
  • Manfaatkan fasilitas sebaik mungkin. Anda dapat manfaatkan layanan dan fasilitas di rumah susun sebaik mungkin, seperti lift (tidak perlu naik tangga), tempat menjemur (tidak perlu beli mesin cuci), akses dekat dengan transportasi umum (tidak perlu bawa kendaraan sendiri), dan sebagainya. Bahkan, kini rusun juga banyak yang dilengkapi ruang terbuka. Anda dapat memanfaatkan ruang terbuka untuk berolahraga atau bersantai sendiri atau bersama sesama penghuni rusun lainnya.

The post Mengenal Rumah Susun & Bedanya dengan Rumah / Apartemen appeared first on Komunitas Hemat Sikatabis.

]]>
http://komunitas.sikatabis.com/rumah-susun/feed/ 0
Untung Rugi Tinggal di Rumah atau Apartemen http://komunitas.sikatabis.com/rumah-atau-apartemen/ http://komunitas.sikatabis.com/rumah-atau-apartemen/#respond Tue, 30 Jun 2020 06:56:46 +0000 https://komunitas.sikatabis.com/?p=10980 Rumah atau apartemen adalah pilihan tempat tinggal masyarakat di perkotaan. Apartemen adalah bentuk hunian vertikal, sementara rumah adalah tempat tinggal berbentuk rumah tapak. Tinggal di rumah atau apartemen punya keuntungan dan kerugiannya masing-masing. Pada umumnya, pertimbangan seseorang memilih tempat tinggal adalah: Biaya Lokasi (dari tempat bekerja) Kenyamanan (luas bangunan, lingkungan) Faktor lain, seperti keamanan, akses …

The post Untung Rugi Tinggal di Rumah atau Apartemen appeared first on Komunitas Hemat Sikatabis.

]]>
Rumah atau apartemen adalah pilihan tempat tinggal masyarakat di perkotaan. Apartemen adalah bentuk hunian vertikal, sementara rumah adalah tempat tinggal berbentuk rumah tapak. Tinggal di rumah atau apartemen punya keuntungan dan kerugiannya masing-masing. Pada umumnya, pertimbangan seseorang memilih tempat tinggal adalah:

  • Biaya
  • Lokasi (dari tempat bekerja)
  • Kenyamanan (luas bangunan, lingkungan)
  • Faktor lain, seperti keamanan, akses kendaraan, dan lain-lain

Sebelum memutuskan tinggal di apartemen atau rumah, pelajari dulu:

Daftar Isi:

 

Ilustrasi rumah
Ilustrasi rumah (Pixabay)

 

Keuntungan Tinggal di Rumah

Mayoritas masyarakat masih tinggal di rumah tapak. Ada yang beli rumah sendiri, ada yang sewa (kontrak). Meskipun alternatif apartemen sudah lebih banyak dan lebih terjangkau, masih banyak orang yang lebih minat untuk punya rumah. Beberapa keuntungan tinggal di rumah tapak misalnya:

1. Punya Tanah

Punya rumah artinya punya lahan. Anda dapat memanfaatkan lahan ini misalnya untuk berkebun, membangun halaman, taman, atau menambah bangunan lain yang terhubung ke rumah. Jika punya apartemen, maka bangunan Anda terbatas. Punya lahan juga memberi kesan lega dan terbuka dibanding jika tinggal di apartemen.

2. Lebih Untung Untuk Investasi

Jika punya rumah, artinya rumah tersebut milik Anda sendiri. Anda akan dapat sertifikat bangunan dan tanah. Hal ini memudahkan Anda jika ingin menjual rumah atau menjaminkan rumah untuk meminjam dana di bank. Selain itu, menjual rumah juga lebih mudah karena masih banyak orang yang tertarik untuk punya rumah daripada apartemen.

Harga rumah dan tanah juga selalu naik, sehingga lebih menguntungkan untuk investasi. Meskipun cicilan rumah Anda belum lunas, menjual rumah di tengah cicilan juga malah untung karena harganya sudah lebih mahal dibanding harga Anda beli. Meskipun begitu, apartemen kini juga diminati sebagai investasi bagi orang-orang yang sudah punya rumah sendiri.

3. Lebih Privat

Dengan rumah sendiri, akses keluar masuk unit rumah Anda jauh lebih bebas. Paling-paling Anda hanya perlu melewati pos satpam (jika rumah terletak di dalam kompleks / perumahan). Berbeda dengan apartemen yang masuknya harus pakai akses khusus, tidak bisa asal bertamu, ada security 24 jam, dan sebagainya.

Sebaliknya, jika di apartemen, tetangga Anda berjarak sangat dekat. Tak jarang suara tetangga dapat terdengar di balik tembok apartemen, begitupun suara Anda sebaliknya. Apartemen yang tidak punya halaman juga membuat Anda tidak punya jarak dengan unit lain (meskipun ada balkoni).

4. Biaya Lain-Lain Lebih Murah

Biaya-biaya lain untuk rumah biasanya lebih murah. Anda dapat memilih sendiri daya listrik, sumber air (apakah iuran PDAM atau pakai sumur sendiri), dan iuran keamanan komplek juga biasanya lebih murah. Di apartemen, biasanya biaya listrik dan air nya lebih mahal, dan ada pula biaya-biaya tambahan seperti biaya fasilitas, biaya parkir, dan sebagainya.

 

Kerugian Tinggal di Rumah

Meskipun begitu, ada beberapa kerugian jika Anda tinggal di rumah petak. Meskipun kerugian tersebut tidak sebanyak keuntungannya. Misalnya:

1. Lebih Mahal

Biaya beli rumah jauh lebih mahal dari punya apartemen. Anda harus bayar DP, biaya appraisal, biaya admin, dan cicilan per tahun. Rumah yang mahal juga biasanya cicilannya besar sampai puluhan tahun. Artinya, Anda baru bisa melunasi rumah saat Anda sudah pensiun bekerja.

Baca juga: Beli vs sewa rumah

2. Lokasi Cenderung Jauh dari Pusat Kota (Kantor)

Rumah yang terjangkau biasanya terletak di pinggir kota. Hal ini membuat Anda jadi jauh dengan pusat kota / tempat Anda bekerja. Dengan budget yang sama, biasanya tersedia apartemen murah yang sudah terletak di pusat kota. Selain itu, apartemen yang makin menjamur tapi belum banyak diminati makin banyak, sehingga banyak pilihan lokasi apartemen yang cocok untuk Anda.

 

Ilustrasi apartemen
Ilustrasi apartemen (Unsplash)

 

Keuntungan Tinggal di Apartemen

Kini, masyarakat mulai tertarik tinggal di apartemen. Alasannya karena harganya makin terjangkau, pilihannya makin banyak, dan gaya hidup apartemen yang makin diminati. Berikut beberapa keuntungan tinggal di apartemen:

1. Fasilitas Lebih Lengkap

Banyak apartemen sudah dilengkapi dengan berbagai fasilitas, misalnya swalayan, gym, kolam renang, taman bermain, ruang berkumpul, tempat parkir, dan sebagainya. Fasilitas ini dapat jadi alternatif dibanding Anda harus pergi jauh hanya untuk sekedar beli makanan di swalayan atau renang. Banyak juga rumah-rumah di gang yang tidak menyediakan lahan parkir, sehingga tinggal di apartemen dapat memudahkan Anda memarkir kendaraan Anda.

2. Untung Untuk Investasi

Apartemen juga cocok untuk investasi. Hal ini terutama jika Anda sudah punya rumah sendiri. Bagi generasi muda, tinggal di apartemen adalah gaya hidup baru yang kesannya mewah dan eksklusif. Anda dapat memanfaatkan situasi ini dengan menyewakan apartemen Anda. Meskipun, menjual apartemen cukup susah karena unitnya yang cukup mahal.

3. Gaya Hidup

Bagi generasi muda, tinggal di apartemen adalah gaya hidup baru. Ada kesan mewah, eksklusif, dan mandiri. Selain itu, ada juga yang suka di apartemen karena lebih mudah menata, merawat, dan mengaturnya karena ukurannya yang tidak seluas rumah. Apartemen juga cocok untuk pasangan muda yang belum punya anak. Akses apartemen juga dibatasi hanya untuk pemilik, sehingga lebih aman.

4. Banyak Pilihan

Apartemen kini makin banyak, sehingga Anda dapat punya banyak pilihan juga. Perkembangan apartemen di tengah kota lebih banyak dibanding rumah. Hal ini karena apartemen berkembang vertikal, sehingga dapat menyediakan lebih banyak unit dengan luas tanah yang sama dibanding rumah. Sehingga, banyak apartemen yang dekat dengan lokasi strategis, kantor Anda, akses transportasi umum, dan sebagainya.

Baca juga: Tips ajukan Kredit Apartemen (KPA)

 

Kerugian Tinggal di Apartemen

Meskipun mulai banyak dilirik, tinggal di apartemen tetap dianggap kurang afdol ketimbang punya rumah petak. Memang, tinggal di apartemen ada kekurangannya juga. Misalnya:

1. Biaya Lain-Lain Lebih Mahal

Karena fasilitas yang cukup banyak, maka biaya lain yang Anda tanggung juga jadi lebih mahal. Harga listrik juga cenderung lebih mahal karena apartemen biasanya memakai daya yang lebih besar. Anda juga harus bayar biaya fasilitas (gym, kolam renang, kebersihan), biaya parkir, biaya keamanan, dan lain-lain.

2. Tidak Bisa Punya Hak Milik

Anda hanya bisa punya hak guna, bukan hak milik. Hak guna ini berlaku 20 atau 30 tahun. Ada dua status hak guna, yaitu Hak Guna Bangunan (HGB) Murni dan Hak Guna Bangunan (HGB) di atas Hak Pengelolaan Lahan (HPL). Jika HGB Murni, maka dapat diperbarui dengan biaya tertentu sesuai nilai apartemen. Sementara, jika HGB di atas HPL, maka setelah HGB habis, apartemen akan jadi milik pemilik lahan (Anda tidak bisa perpanjang).

Baca juga: Beda SHM dan HGB

The post Untung Rugi Tinggal di Rumah atau Apartemen appeared first on Komunitas Hemat Sikatabis.

]]>
http://komunitas.sikatabis.com/rumah-atau-apartemen/feed/ 0
Beli Rumah atau Bangun Rumah: Mana Lebih Untung? http://komunitas.sikatabis.com/beli-rumah-atau-bangun-rumah/ http://komunitas.sikatabis.com/beli-rumah-atau-bangun-rumah/#respond Mon, 29 Jun 2020 05:59:11 +0000 https://komunitas.sikatabis.com/?p=10973 Punya rumah adalah keinginan semua orang. Selain untuk tempat tinggal, rumah adalah investasi masa depan. Orang-orang juga memilih rumah sebagai bagian dari gaya hidup, sehingga rumahnya harus sesuai dengan selera dan keinginan masing-masing. Orang dapat membeli rumah yang sudah jadi atau membangun rumah dari awal. Beli rumah atau bangun rumah punya beberapa keuntungan dan kerugiannya …

The post Beli Rumah atau Bangun Rumah: Mana Lebih Untung? appeared first on Komunitas Hemat Sikatabis.

]]>
Punya rumah adalah keinginan semua orang. Selain untuk tempat tinggal, rumah adalah investasi masa depan. Orang-orang juga memilih rumah sebagai bagian dari gaya hidup, sehingga rumahnya harus sesuai dengan selera dan keinginan masing-masing. Orang dapat membeli rumah yang sudah jadi atau membangun rumah dari awal.

Beli rumah atau bangun rumah punya beberapa keuntungan dan kerugiannya masing-masing. Berikut penjelasannya:

Daftar Isi

 

Keuntungan Beli Rumah

Beli rumah kini banyak diminati oleh masyarakat perkotaan, pertama karena lahan / tanah di kota sudah semakin jarang, kedua karena pilihan KPR makin banyak sehingga lebih mudah beli rumah. Berikut beberapa keuntungan jika Anda memutuskan untuk beli rumah jadi:

1. Dapat Langsung Ditempati

Jika Anda ingin segera menempati rumah sendiri, maka beli rumah adalah solusinya. Dengan urus KPR, bayar DP, lalu urus hal administratif lainnya, maka Anda bisa segera menempati rumah Anda. Berbeda dengan membangun rumah sendiri, di mana Anda harus menunggu sampai rumah jadi baru dapat dihuni.

2. Praktis

Beli rumah = praktis. Anda tinggal pilih program KPR dari bank tertentu, lalu dapat segera menempati. Hal ini relatif mudah dibanding membangun rumah yang harus beli tanah, urus izin mendirikan bangunan, mencari kontraktor, lalu mengawasi pembangunan rumah Anda sampai jadi (bisa bertahun-tahun).

Baca juga: Biaya-biaya ajukan KPR untuk beli rumah

3. Hemat Biaya

Beli rumah bisa juga lebih hemat biaya karena pengeluaran terpusat dalam 1 program cicilan. Jika bangun sendiri, maka pengeluaran biaya juga tidak terfokus (akan ada keinginan untuk mengeluarkan biaya lebih karena merasa perlu untuk menambah-nambah bagian rumah, mumpung belum jadi). Selain itu, rumah developer juga bisa saja lebih hemat karena materialnya dipilih yang murah (untuk menekan biaya rumah).

Bahkan, mencari KPR yang tepat pun juga semakin praktis dengan layanan perbandingan KPR seperti Sikatabis.com yang membuat Anda semakin bisa berhemat saat membeli rumah!

 

Kerugian Beli Rumah

Beli rumah atau cicil rumah pun punya kerugian dibanding bangun rumah sendiri. Meskipun, sebenarnya kerugiannya tidak lebih banyak dari keuntungannya. Berikut kerugian beli rumah jadi:

1. Tidak Dapat Memilih Desain

Jika Anda ingin merancang rumah sedemikian rupa, maka beli rumah jadi tidak tepat untuk Anda. Bagi beberapa orang, hal ini bukan masalah, tapi bagi sebagian orang, merancang desain rumah itu penting karena rumah adalah bagian dari kehidupan untuk puluhan tahun mendatang. Jika beli rumah jadi, Anda juga sulit mengubah rancangan / menambah ruangan untuk kebutuhan baru di masa depan (misal punya anak lagi tapi kamarnya kurang).

2. Material Tidak Dapat Dijamin

Karena developer berusaha menghemat biaya pembangunan rumah yang akan dijual, maka kadang materialnya tidak dapat dijamin. Hal ini dapat membuat kualitas rumah Anda tidak sebaik jika bangun sendiri. Misalnya, temboknya dari bata semen / batako (rumah jadi panas), cat nya mudah terkelupas, kayu kusennya mudah dimakan rayap, dan sebagainya.

 

Beli rumah atau bangun rumah
Ilustrasi simpan uang untuk beli rumah atau bangun rumah nanti (Unsplash)

 

Keuntungan Bangun Rumah

Di sisi lain, bangun rumah juga masih dilirik banyak orang terutama yang tinggal di pinggiran kota karena lahan masih tersedia. Selain itu, membangun rumah juga dianggap lebih prestisius dan menjadi penanda status sosial di masyarakat. Berikut beberapa keuntungan bangun rumah sendiri:

1. Dapat Merancang Sendiri

Anda dapat merancang sendiri rumah Anda ingin seperti Anda. Anda bisa menentukan bentuk rumah, jumlah ruangan, denah, dan lain-lain. Selain itu, Anda juga dapat merancang rumah agar mudah dibangun atau ditambah di kemudian hari. Misalnya, merancang pondasi untuk mempersiapkan lantai dua (meskipun belum dibangun), menyisakan halaman (berjaga-jaga untuk bangun garasi jika punya mobil), dan sebagainya.

2. Dapat Menyesuaikan Budget

Bangun rumah dapat disesuaikan dengan budget Anda. Misalnya, Anda dapat beli tanah dulu (yang lebih murah), lalu merancang lantai 1 dulu, baru lantai 2, dan sebagainya. Atau bisa juga membangun dahulu, lalu finishingnya (cat, ornamen, perabotan, dan tambahan lain seperti teralis atau kanopi) dapat ditambahkan jika budget sudah ada.

Baca juga: Daftar bank untuk ajukan kredit konstruksi (untuk bangun rumah!)

3. Kualitas Lebih Terjamin

Karena Anda dapat memilih sendiri material rumah, maka kualitasnya dapat lebih terjamin. Anda bisa pastikan bahwa material / bahan untuk rumah Anda adalah bahan yang sesuai dengan kriteria Anda. Selain itu, jika terdapat masalah di rumah, maka Anda dapat tahu penyebab dan solusinya lebih cepat karena Anda tahu persis proses pembangunannya.

 

Kerugian Bangun Rumah

Meskipun begitu, bangun rumah juga punya kerugiannya sendiri. Sejatinya, baik beli rumah atau pun bangun rumah memang punya kerugiannya masing-masing. Berikut kerugian bangun rumah sendiri:

1. Banyak yang Diurus

Berbeda dengan beli rumah yang cenderung lebih praktis, bangun rumah lebih ribet karena banyak yang diurus. Hal-hal ini misalnya:

  • Pengukuran tanah (jika tanah warisan dan dibagi-bagi)
  • Beli tanah
  • Merancang rumah
  • Mengurus izin mendirikan bangunan (IMB)
  • Mencari kontraktor
  • Mengawasi pembangunan rumah
  • Mengatur budget (mana dulu yang dibangun, mana yang dapat ditunda untuk dilakukan nanti)

dan banyak lainnya.

2. Resiko Terbengkalai

Bangun rumah memang dapat diatur sesuai budget Anda. Tapi, resikonya, pembangunan dapat terbengkalai jika tiba-tiba kondisi keuangan Anda berubah. Bisa saja pembangunan ditunda, atau Anda harus berkompromi dengan membatalkan rancangan awal Anda. Banyak juga orang yang sekali menunda pembangunan, maka akan malas melanjutkan (malas budgetting lagi, malas merancang, malas mengawasi). Akibatnya, rumah Anda justru tampak tidak sebagus jika langsung beli jadi.

Baca juga:

The post Beli Rumah atau Bangun Rumah: Mana Lebih Untung? appeared first on Komunitas Hemat Sikatabis.

]]>
http://komunitas.sikatabis.com/beli-rumah-atau-bangun-rumah/feed/ 0